7disabled
No Image Available
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan
Citizen Soldiers (Soft Cover)
oleh Stephen E. Ambrose

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN : 9794614246
ISBN13 : 9789794614242
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Yayasan Obor
Dimensi : 160 mm x 240 mm x 40 mm



Deskripsi:
Satu tanda mata dari abad ke-20 yang paling dahsyat dan tak terlukiskan kengeriannya adalah Perang Dunia II. Adegan-adegan seperti di neraka Dante seolah turun ke bumi. Betapa Amerika dipaksa Hitler untuk mengerahkan pemuda-pemuda terbaiknya sampai jutaan orang, bertarung melawan pemuda-pemuda terbaik Jerman, dengan jumlah korban di kedua belah pihak yang begitu menakutkan.

Kategori dan Rangking Bestseller:

Buku Lainnya oleh Stephen E. Ambrose:
Halaman 1 dari 1
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Stephen E. Ambrose
Rp. 150.000
Rp. 120.000
Stock di Gudang Supplier
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Stephen E. Ambrose
Stock tidak tersedia

Pelanggan yang membeli buku ini juga membeli:
Halaman 1 dari 1
(Soft Cover)
oleh Ali Akbar
Rp. 89.500
Rp. 71.600
Stock di Gudang Supplier
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Conrad H.Lanza
Rp. 45.000
Rp. 36.000
Stock di Gudang Supplier
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Stephen E. Ambrose
Rp. 150.000
Rp. 120.000
Stock di Gudang Supplier
(Soft Cover)
oleh Nino Oktorino
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Julia Southwood, Patrick Flanagan
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Riki Inoguchi, Tadashi Nakajima, Roger Pineau
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Nino Oktorino
Stock tidak tersedia

Review Konsumen:
5 -
4 -
3 100%
2 -
1 -
3.0
1 Review
Tulis Review Anda
Wajah Perang Itu
oleh Rimbun Natamarga pada Rabu, 29 September 2010
Semua prajurit di situ takkan menyangka untuk peristiwa itu.

Hari itu, 23 Maret 1945, jenderal mereka tenang-berjalan ke jembatan yang mereka bangun guna menyebrangi sungai Rhine, Jerman. Tiba-tiba ia berhenti di tengah jembatan, menghadap sungai. Dan semua menyaksikan dengan mata-kepala sendiri: jenderal mereka kencing!

Kemenangan sudah di tangan, begitu pikir si jenderal. Makanya, sengaja ia menahan diri untuk tak buang air kecil selepas bangun tidur di hari itu semata-mata untuk melakukan “momen” tersebut. Di depan anak-anak buahnya, tentu. Bakal diambilgambarnya, ia tahu. “Saya sudah lama menunggu untuk melakukan hal ini. Yah…buang air yang menyegarkan sekali.’, tenang si jenderal berkata.

Kemenangan dalam perang, betapa pun, pantas dirayakan. Dan macam-macam bentuknya. Sebab perang terdiri dari rentetan-rentetan usaha yang tak-sedikit. Untuk meraih kemenangan di dalamnya, butuh biaya mahal. Dana, tenaga, dan jiwa itu sendiri. Karena itu, si jenderal layak buang air kecil di sungai itu—sebuah sungai di negeri musuh dalam perangnya itu. Pikir-pikir, bisa jadi kita, justru (maaf!) berak di sana—di atas jembatan itu—ketika tahu bahwa apa yang kita korbankan tak percuma demi meraih kemenangan.

Perang, di mana-mana, selalu ditampilkan dengan wajahnya yang pongah. Pongah, karena dalam perang ada darah, ada kematian. Dalam perang ada ledak tawa, juga ratap tangis. Seperti sudah jamak, yang selalu muncul dari ... Baca Selengkapnya
Apakah review ini bermanfaat bagi Anda?
Tulis Review Anda