7disabled
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan

Beritahukan jika produk ini tersedia kembali
A Voice for a Just Peace (Soft Cover)
oleh Ali Alatas

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN : 9796866161
ISBN13 : 9789796866168
Tanggal Terbit : Januari 2001
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 154
Dimensi : 180 mm x 240 mm



Deskripsi:
Selama lebih dari satu dekade sebagai diplomat terkemuka di Indonesia, Ali Alatas dalam berbagai pidatonya menyinggung dan menggali banyak isu: pelucutan senjata, reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, keamanan global, dan regional, ketidakseimbangan dalam hubungan-hubungan ekonomi, globalisasi, liberalisme, dan banyak lagi. Tetapi keprihatinanya itu selalu menjurus pada perdamaian yang langgeng, dan satu-satunya cara untuk mencapainya adalah melalui keadilan. Buku ini berisi kumpulan pidato yang pernah disampaikan oleh Ali Alatas, yang semuanya bertemakan tentang perdamaian. Dalam salah satu pidatonya beliau mengatakan: "Hanya perdamaian yang didasarkan pada keadilan, pada pengakuan akan kesetaraan hidup manusia, keabsahan semua aspirasi manusia, akan menjadi perdamaian yang sejati".

Kategori dan Rangking Bestseller:

Tentang Ali Alatas:
A career diplomat, jurist and a former journalist, Ali Alatas (born 4 November 1932 in Jakarta) was Foreign Minister of Indonesia from March 1988 to October 1999. During that period he served not only as a principal initiator and formulator of Indonesian foreign policy but also as its chief articulator to international and national audiences. He also contributed actively to the formation of the collection positions and views of such international organizations as the Nonaligned Movement, the Group of 77, ASEAN and APEC. As chairman of the Jakarta Informal Meetings (JIM) and as Co-chairman of the international Conference Cambodia in Paris, he played a key role in the settlement of the Cambodian conflict in the early 1990s. He was instrumental in the negotiations between the Government of the Philippines and the Moro National Liberation Front, which led to a Peace Agreement in 1996 that put an end to more than two decades of MNLF rebellion in the southern Philippines. He is also credited with Indonesia becoming Chairman of the Non-aligned Movement in 1992-1995, during which the Movement succesfully launched a dalogue with the developed world represented by Group of Seven most industrialized countries. That dialogue is still ongoing. As strong ...



Review Konsumen:
5 -
4 -
3 -
2 -
1 -
Jadilah yang Pertama untuk Review
Tulis Review Anda
Tulis Review Anda