Novel pendek Sindrom Anastasia mengisahkan pengarang sejarah terkenal Judith Chase yang tinggal di London. Judith yang menjadi yatim piatu semasa Perang Dunia II ingin menelusuri asal-usulnya. Ia menghubungi psikoanalis ternama untuk menghipnotisnya supaya mundur ke masa lalu. Ternyata Judith tidak sekadar mundur ke masa kanak-kanaknya, ia terjebak dalam pusaran sejarah yang menjadi tema buku-buku karangannya. Saat kembali ke masa kini, ia mulai serang menderita hilang ingatan. Sementara itu London mulai diteror berbagai bom. Apa yang terjadi saat Judith hilang ingatan? Siapakah yang menyebar teror bom itu?
Selain Sindrom Anastasia, buku ini juga berisi empat cerita lain yang tak kalah serunya. Cinta seorang murid sakit jiwa pada gurunya, istri yang curiga bahwa suaminya telah melakukan pembunuhan, roh saudara kembar yang membantu kembarannya yang terancam bahaya, dan usaha seorang ibu mencari ibunya yang dibawa lari suaminya. Dijamin Anda akan terus membaca sampai halaman terakhir!
Ia layak jika mendapat julukan The Queen of Suspense, karena plot novel-novelnya memang selalu penuh suspense. Plot ini menempatkan tokoh-tokoh utamanya biasanya wanita-wanita biasa, wanita-wanita yang menyenangkan berada dalam situasi yang luar biasa mengerikan. Yang unik dalam judul novelnya adalah judul lagu-lagu lama. Beberapa tahun silam, ketika Clark baru menyelesaikan 7 novel dan ada yang menjulukinya Agatha Christie era 80-an, Clark menanggapi, Christie telah menulis 100 buku, jadi aku masih utang 93 lagi."
Wanita yang pernah bekerja sebagai sekretaris dan pramugari ini mulai menulis pada usia 36 tahun, ketika suaminya meninggal dan ia terpaksa harus menghidupkan sendiri kelima anak mereka yang masih kecil-kecil. Clark yang keturunan Irlandia lahir dan dibesarkan di New York City. Kini ia bermukim di Saddle River New Jersey.