Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada-tidaknya nilai informatif dalam jenjang komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap - tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa "menerima", kita juga harus mampu "memberi". Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita - hal yang wajar dalam alam mondial dewasa ini. Karena itu, ibarat jurnalis, kita pun dituntut piawai dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi.Persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita? Sementara itu, yakinilah, tabiat, dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya. Atau, dalam penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Tapi jangan terburu-buru berpendapat bahwa menulis itu perkara sepele.Buku ini memperkenalkan enam langkah pragmatik yang akan anda perlukan agar tulisan anda, entah itu proposal, laporan, notula rapat, makalah, skripsi, tesis, atau artikel untuk media massa, bisa tampil lebih wajar, segar, dan enak dibaca. Ditulis oleh seorang yang sudah lama berkubang di jagat akademik dan jurnalistik, buku ini akan bermanfaat bagi siapa pun yang memasuki wilayah tulis-menulis.
Drs. Wahyu Wibowo, M.M., lahir di kampung Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat, 8 Maret 1957. Sarjana Sastra ini, yang kemudian melanjutkan studi pascasarjananya dalam bidang Manajemen SDM, sudah giat menulis sejak duduk di bangku SMP (1972). Tulisan lepasnya, dalam pelbagai bentuk, hingga kini bertebaran di perbagai media massa cetak. Minatnya dalam organisasi, kesenian, dan jurnalistik tumbuh subur selama menjadi mahasiswa FSUI kampus Rawamangun (1976-1984). Ia turut mendirikan wadah mahasiswa pecinta puisi `Sanggar Seloka` (1976). Sebagai aktifis, ia mendukung demo mahasiswa UI (1982).Sebagai penyair, ia dikelompokkan sebaga Sastrawan Indonesia Angkatan 2000. Sebagai Kritikus, ia membidani `Aliran Kritik Sastra Sawo Manila` (1987). Sebagai jurnalis, ia anggota PWI Jaya (sejak 1977). Kini, sambil tetap menjadi kuli tinta, Wahyu Wibowo adalah staf pengajar STIE IBII. Selain itu, ia juga deklarator For-Sikap (forum Studi Kebijakan Pemerintah) dan direktur Depok Consulting Media.