7disabled
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan

Beritahukan jika produk ini tersedia kembali
Jejak Intel Jepang (Soft Cover)
oleh Wenri Wanhar

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN : 9797098087
ISBN13 : 9789797098087
Tanggal Terbit : 24 Maret 2014
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Penerbit Buku Kompas



Deskripsi:
Setelah bala tentara Dai Nippon di Indonesia bertekuk lutut kepada pasukan Sekutu, Agustus 1945, sebagian anggotanya bergabung dengan kaum pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia. Salah seorang di antaranya adalah perwira intelijen Tomegoro Yoshizumi, yang dibaiat Tan Malaka menjadi orang Indonesia dan diberi nama baru, Arif atau Bung Arif.

***
Buku ini tidak hanya ikut membuktikan keterlibatan mata-mata bagi masuk dan berkuasanya Bala Tentara Jepang di Nusantara, tetapi juga menyajikan kontribusi (salah seorang) mata-mata Jepang bagi Indonesia beberapa saat setelah kapitulasi Negeri Matahari Terbit itu terhadap Sekutu.
Gusti Asnan, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Andalas, Padang
 
Buku yang mencengangkan! Hasil blusukan penulisnya ke rimba sejarah perjuangan Indonesia yang belum banyak diungkap. Jurnalis pencinta sejarah wajib membaca.
Eko Maryadi, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
 
Di antara cerita kekejian Jepang pada bangsa Indonesia selama 3,5 tahun, terselip kisah-kisah tentara Jepang yang justru banting setir, membela bangsa yang didudukinya. Wenri Wanhar menyalakan pelita kecil dalam terowongan sejarah masa itu yang sampai kini masih remang-remang.
Bonnie Triyana, Pemimpin Redaksi Majalah Historia

Kategori dan Rangking Bestseller:

Buku Lainnya oleh Wenri Wanhar:
Halaman 1 dari 1
(Soft Cover)
oleh Wenri Wanhar
Rp. 99.000
Rp. 69.300
Stock di Gudang Supplier

Pelanggan yang membeli buku ini juga membeli:
Halaman 1 dari 1
(Soft Cover)
oleh Hajime Isayama
Rp. 30.000
Rp. 22.500
Stock di Gudang Supplier
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Dr. Deni Darmawan,S.Pd., M.Si., Deden Hendra Permana
Rp. 50.000
Rp. 40.000
Stock di Gudang Supplier
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Dr. Esmar Budi
Rp. 54.000
Rp. 43.200
Stock di Gudang Supplier
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Bahrudin Supardi
Rp. 44.000
Rp. 35.200
Stock di Gudang Supplier
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Sudino Espe
Rp. 25.500
Rp. 20.400
Stock di Gudang Supplier
(Soft Cover)
oleh Yusei Matsui
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Aiko Kurasawa
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Hilman, Ceko Spy
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Hilman, Ceko Spy
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Erwien Kusuma
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Rika Theo, Fennie Lie
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Artikel Kompas
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Laporan Jurnalistik Kompas
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Rei Toma
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Fumiya Sato
Stock tidak tersedia
No Image Available
(Soft Cover)
oleh @terimakasihayah
Stock tidak tersedia
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Hwang Mi Ree
Stock tidak tersedia
No Image Available
(Soft Cover)
oleh Si Edi Santoso, ST
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh A.M. Hendropriyono
Stock tidak tersedia
(Soft Cover)
oleh Roem Topatimasang
Stock tidak tersedia

Review Konsumen:
5 100%
4 -
3 -
2 -
1 -
5.0
1 Review
Tulis Review Anda
Sebuah Reportase Sejarah
oleh WW Sutan Sikumbang pada Selasa, 25 Maret 2014
Buku ini bergenre reportase sejarah. Narasi tuturnya ringan. Alurnya filmis. Penuh daya kejut.

Bercerita tentang Kepala Intelijen Kaigun Bukanfu (Dinas Perhubungan Angkatan Laut Jepang), Tomegoro Yoshizumi yang dibai’at menjadi Indonesia oleh Tan Malaka, 25 Agustus 1945--seminggu setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tan Malaka memberinya nama Arif.

Prosesi pembai’atan dilangsungkan di rumah Ahmad Soebardjo, Jalan Cikini Raya 82, Menteng, Jakarta Pusat.

Bung Arif—demikian kalangan gerilyawan kemerdekaan Indonesia memanggilnya di kemudian hari--langsung memainkan peran sebagai seorang Indonesia. Dia menyelundupkan barang-barang berharga dari kantor Laksamana Maeda. Dijual di pasar loak. Hasilnya di-“cak rata” dengan Tan Malaka. Untuk dana perjuangan.

Bung Arif-lah orang yang mendampingi Tan Malaka ke Bayah, Banten menjemput naskah Madilog yang legendaris itu. Di penghujung 1945, dia mengorganisir buruh galangan kapal PT PAL, Surabaya; mendirikan pabrik dan bengkel senjata untuk didistribusikan kepada pejuang-pejuang di garis depan. Awal 1946, ketika meninjau pabrik dan bengkel senjata itu, Bung Karno terkagum-kagum.

Bung Arif juga mengorganisir bekas serdadu Jepang menjadi Indonesia. Para serdadu itu membentuk satuan tempur bernama Pasukan Gerilya Istimewa (PGI). Bung Arif dipilih menjadi komandan PGI dan wakil komandannya Ichiki Tatsuo, mantan Pemimpin Redaksi koran Asia Raya.

Agustus 1948, sewaktu gerilya memimpin PGI, Bung Arif gugur di Blitar, Jawa Timur. Pusaranya di Taman Makam Pahlawan, Blitar. Tak ... Baca Selengkapnya
Apakah review ini bermanfaat bagi Anda?
Tulis Review Anda