Kajian yang membahas tentang pesantren memang selalu menarik untuk diikuti. Karena institusi pendidikan Islam ini relatif masih belum banyak dieksplorasi oleh para peneliti.Pesantren selama ini selalu dikategorikan sebagai lembaga tradisional yang sangat tertutup dan tidak pernah tersentuh oleh proses perubahan yang dinamis. Bahkan akhir-akhir ini pesantren ditengarai menjadi base camp pelatihan calon-calon teroris internasional, karena sifatnya yang cenderung tertutup. Stereotype seperti ini diakui atau tidak, secara tidak langsung, merupakan akibat dari hasil pengamatan atau kajian sebagian pengamat pesantren yang meneliti lembaga ini secara parsial. Kemudian memberikan sebuah konklusi bahwa lembaga pesantren lahir sebagai perwujudan sikap budaya lokal yang hanya mampu menawarkan bentuk pengajaran yang statis dan tidak dinamis. Namun Tidak demikian halnya dengan apa yang dipaparkan oleh Mujammil Qomar dalam buku ini. Penulis buku ini menemukan sebuah dinamika yang halus namun pasti yang terjadi pada institusi pesantren. Dengan karakter seperti itu, profile lembaga ini sebetulnya selalu berubah sejak dulu sampai sekarang, baik dari sudut perubahan kepemimpinan, sistem pendidikan, kelembagaan, kurikulum maupun metode pengajarannya. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa pesantren yang ada saat ini sudah jauh berbeda dengan pesantren yang ada dalam pikiran banyak orang, yaitu lembaga pendidikan yang terkesan kumuh, terpinggirkan, dan jauh dari peradaban. Saudara Mujammil Qomar adalah seorang yang sangat ahli dalam bidang ini. Karena itu, disamping akan memberikan wawasan baru kepada para pembaca yang ingin mengenali lebih jauh tentang lembaga pesantren, buku ini juga memiliki nilai kontribusi yang sangat berarti bagi kajian institusi pendidikan Islam di Indonesia. (Dr. Thoha Hamim, MA)