Dan di dekat tumpukan tanah yang baru tergali, terbaringlah Count Dracula! Dia mungkin mati atau tertidur. Aku tidak bisa memastikan. Matanya terbuka namun raut wajahnya membatu, sama sekali tidak terlihat tanda-tanda kematiannya, dan pipi pucatnya masih memperlihatkan kehidupan. Bibirnya masih semerah biasanya, tapi aku tidak melihat gerakan sedikit pun. Tidak ada denyut nadi, tidak terdengar napas, tidak ada detak jantung.

Tubuhku mengigil saat menyentuhnya, dan setiap inci kulitku yang menyentuhnya seakan berontak. Tapi aku harus terus mencari, atau aku akan kalah dalam perang ini. Aku meraba seluruh tubuhnya, namun tak mendapatkan sedikitpun petunjuk tentang keberadaan kunci itu. Aku berhenti mencari dan melihat wajah Count Dracula. Wajahnya gembung itu seakan tersenyum mengejek kekalahanku, dan hal itu membuatku muak. Aku tak percaya aku di sini untuk membantunya pindah ke London. Di tempat barunya mungkin dia akan memuaskan hasrat iblisnya pada darah dengan memanfaatkan jutaan orang di sana, lalu menciptakan kelompok monster setengah iblis yang akan menganiaya mereka yang tak berdaya.