Aku tidak pernah meragukan kekuatan kasih. Semangat hidup untuk menyongsong hari-hari mendatang sepenuhnya dipacu oleh kekuatan kasih.........Kasihku menjadi kuat justru karena kenyataan akan adanya benci yang bersaing dengannya.
Dengan latarbelakang Hindia-Belanda, khususnya Bandung, pada 1920-an,novel ini menggambarkan perjuangan sepasang kekasih melawan sekelompok orang yang menjebak mereka dalam dunia persundalan. Dengan lihai Remy Sylado meramu penderitaan dan ketegangan, kesedihan, dan kebahagiaan, menjadi kisah cinta yang sedap sampai halaman akhir. Inilah novel yang akan membawa kita ke dalam suasana Bandung 80 tahun silam, kota yang dijuluki Parijs van Java.
Alif Danya Munsyi alias Remy Sylado alias entah siapa lagi, yang nama aslinya Yapi Tambayong, banyak menulis puisi, cerpen, novel, drama, esai, kolom, kiritik, skenario, serta buku-buku tentang musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi. Ia pernah bekerja sebagai wartawan harian dan majalah di Semarang, Bandung dan Jakarta. Perhatiannya pada bahasa dan sastra mendorongnya mempelajari banyak bahasa. Seniman multidimensi ini lahir di Makassar, dan menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja di Semarang dan Solo.