Bahasa, mulai dari derah, Mandarin, sampai Inggris menjadi lazim dalam komunikasi sehari-hari, novel, pendidikan, sampai ke media massa. Pada sisi lain muncul gejala menulis novel dalam berbagai bahasa asing, seolah batas identitas konvensional tidak ada lagi pada abad ke-21. Sejumlah peneliti bahasa Indonesia berkumpul di Kampus UI Depok pada 9 - 11 Juni 2008 untuk membahas gejala berbahasa itu.
Dalam pertemuan itu terungkap gejala perubahan besar dalam Bahasa Indonesia sejak 1997 yang merupakan konsekuensi perubahan sosial dan politik yang mengendurkan kontrol pusat. Bahasa selain Indonesia pun berkembang lebih leluasa dibanding era Orde Baru.
Makalah mengenai gejala-gejala dalam Bahasa Indonesia itu kemudian disunting dan menjadi isi buku ini. Dengan demikian publik dapat ikut mengikuti perubahan yang sedang terjadi dalam Bahasa Indonesia di awal abad ke-21.
Pemakalah yang masuk dalam buku ini antara lain:
- Jan Van der Putten
- Ganjar Hwia
- Untung Yuwono
- Manneke Budiman
- Tim Hassall
- Haruya Kagami
- Asako Shiohara
- George Quinn
- Bernard Arps
- Thung Ju Lan
- Koji suda
- Fransisca Handoko
- Yumi Kitamura
- Melani Budianta
- Mikihiro Moriyama
Setelah meraih gelar MA di Osaka University of Foreign Studies, ia menempuh studi doktoral di Fakultas Sastra Universities Leiden dan lulus pada 2003. Pernah menjadi dosen tamu dan profesor luarbiasa di sejumlah universitas di Tokyo di bidang bahasa dan kesastraan Indonesia, kini ia profesor di Jurusan Studi Asia di Universitas Nanzan, Nagoya, Jepang. Ia menerjemahkan beberapa karya sastra kontemporer Indonesia ke dalam bahasa ibunya dan menulis tentang kesastraan Indonesia di berbagai suratkabar dan majalah berbahasa Jepang.