Mungkinkah ulasan tentang selebriti yang penuh gemerlap berbasis ‘nyatanya’ (fakta), bukan ‘katanya’ (baca: gosip)? Haruskah dunia hiburan selalu disuguhkan dengan lebih banyak ? ksi daripada fakta? Mata Hati, salah satu mata acara Kompas TV yang dirancang dan dipandu oleh Maman Suherman, menghadirkan berbagai kisah dan kasih faktual para selebriti. Semua diramu dengan prinsip jurnalisme empati: berdialog dalam posisi setara, mengajak setiap orang berbicara sebagai kawan, kalaupun harus mengkritik dan menggugat, tetap teguh dalam persoalan tapi lentur dalam cara.

Buku ini adalah seri pertama yang merekam lima di antara 40 episode Mata Hati. Bagaimana Cut Tary yang sedang berada di puncak kariernya menghadapi masa-masa kelam, mengapa Yuni Shara tak gentar menghadapi kegagalan dalam hidup perkawinannya, dan bagaimana Giring melewati “zaman perjuangan” ketika semua orang menentang cintanya dengan Cynthia, semua diulas di dalam buku ini. Demikian juga cerita balik kisah sukses Audy, yang sejak kecil sudah merengek minta rekaman dan kisah Merry Riana, yang berhasil menjadi miliarder di usia 26. Setiap senyum, tawa, dan air mata mereka adalah fakta yang ditempatkan dalam bingkai makna.