Jiwa Ayub perih tersayat-sayat. Dirongrong Tanya, keterasingan, kesendirian, dan kebalauan. Sementara itu, sekujur tubuhnya dimangsa barah. Dari telapak kaki sampai ke ubun-ubun kepalanya. Berlendir dan menjijikkan.
Lalu... jiwanya plong ceria. Kesehatannya pulih. Tegar! Bugar! Dan Iblis terlengar keok.
Tapi kenapa bisa demikian? Bagaimana bisa jiwa Ayub plong ceria, dan kesehatannya pulih kembali?
Itu penuh misteri. Sukar dipahami. Menantang untuk diteliti.
Buku AYUB SANG KONGLOMERAT ini, menyibak tabir misteri itu. Bahkan memperjelas konkret arti "mengasihi TUHAN" dan "mengasihi sesama". Menolong pembaca memahami gejolak teologis dan peristiwa-peristiwa kini, yang sangat memusingkan kita.