Djuanda tampil sebagai tokoh yang ditakdirkan untuk berada di tengah-tengah suasana peralihan yang menggetarkan itu. la yang paling berpengalaman sebagai Menteri sejak tahun 1946 dan seperti Hatta di masa revolusi Kemerdekaan, merintis tradisi perencanaan pembangunan, memberanikan diri untuk menyelesaikan sekian macam kontlik dan merintis masa depan yang baru.
Masalah Aceh akhirnya bisa diselesaikan. Dengan penuh keyakinan Kabinet yang dipimpinnya mengadakan Munas, yang tak kurang daripada usaha "rekonsiliasi nasional" dan sebagainya. Peranan dan usaha Djuanda untuk mengatasi krisis yang multikompleks di masa itu, dan usahanya untuk merintis tatanan negara yang baru, tak ubahnya dengan sebuah buku pelajaran yang terhampar.
Apa artinya kejujuran, ketabahan, kejernihan berpikir, dan sikap moderat yang tak memaksakan keh.endak, serta kesabaran dalam usaha untuk mencari penyelesaian bagi hari kini dan mencoba merintis bagi hari depan. Bagaimana "kalau" Djuanda lebih berhasil mempengaruhi Bung Karno? "Bagaimana kalau ia tidak dipanggil penciptanya di saat yang paling menentukan dalam sejarah singkat Demokrasi
Terpimpin?"