"Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu istirahat. Puasa, yang mensyaratkan pelakunya untuk tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jasmani dan ruhani pelakunya. Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan, seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis, dan lain-lain." Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma--pakar obat-obatan herbal Setiap muslim yang shalih niscaya pernah berpuasa. Tapi tidak setiap muslim telah mampu memahami apa dan bagaimana faedah puasa terhadap kematangan spiritual dan kesehatan psikis dan fisiknya. Padahal, jika pengetahuan yang telah dibuktikan secara ilmiah dan medis tentang mukjizat puasa terhadap para pelakunya diketahui secara luas, niscaya setiap muslim akan brlomba-lomba untuk menjalankan ibadah puasa, termasuk puasa-puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis. Buku ini secara khusus membedah tentang segala kemukjizatan seputar puasa, khususnya puasa sunnah Senin-Kamis, baik secara spiritual, psikologis dan medis. Bahwa selain sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilallah), hakikat puasa Senin-Kamis sangat positif terhadap peningkatan kesehatan ruhani (psikologis) dan jasmani (fisik). Puasa Senin-Kamis ternyata mampu menjaga kesehatan, kebugaran tubuh, menanggulangi berbagai macam penyakit, meningkatkan kestabilan jiwa dan bahkan sebagai media "psiko-fisioterapi" yang sangat marak diterapkan di lingkungan non-Islam Eropa dan Amerika. Di antara fungsi-fungsi terapi jiwa dan penyakit fisik melalui puasa yang dibedah dalam buku ini adalah mengatasi resiko stroke dan jantung, resiko Diabetes Tipe 2, mengurangi stres, memberantas bakteri Sifilis, mengatasi proses penuaan dini, mengatasi penyempitan pembuluh darah otak, meningkatkan daya tahan tubuh, membuat tidur lebih nyenyak (mengobati insomnia), membuat kulit bersinar, menstabilkan hormon, dll. Sedemikian dahsyatnya kemukjizatan puasa Senin-Kamis, namun mengapa mayoritas kita masih saja terus menunda mengamalkannya...?!