“You realize that you’re always leaving me by this time? The rst time we
met, the second time, now.”
“I’m such a Cinderella,” kataku singkat menanggapi kalimatnya itu.
“Maybe. But I’m not a stupid prince.”
“Why the prince is stupid?”
“Well, he told Cinderella that he’s in love with her, but he forgets how she
looks and has to put a shoe on every girl in the kingdom.” Sangat masuk
akal. Tapi, sayangnya aku tidak sepintar itu untuk menyadarinya.
“If I fall in love with a girl I’ll never forget how she looks. And I know exactly
where to nd her.”
Charvi Adipramana tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan
Nicolas Moreau—seorang ekspatriat Perancis yang tinggal di Jakarta—
mengantarkannya pada ide kencan satu hari penuh. Charvi bertemu Nic
tepat satu hari sebelum ia terbang ke Paris untuk mengejar mimpi. Hari itu
untuk kali pertama ia mengaku jatuh cinta kepada laki-laki yang baru saja
ia kenal—suatu hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.
Berpegang pada rasa saling percaya, Charvi dan Nic berjanji untuk bertemu
lagi satu tahun kemudian di tempat yang sama. Namun, satu tahun
adalah waktu yang lama. Satu tahun bisa mengubah apa saja, termasuk
cinta. Masihkah Charvi menjaga perasaannya untuk Nic setelah keduanya
terpisah jarak dan waktu yang terbentang antara Perancis-Jakarta?