Sebuah terowongan tua ditemukan di perut bumi Jakarta. Pintu masuknya terletak dalam Museum Sejarah Jakarta. Rutenya diyakini menuju tempat persembunyian emas VOC.
Sementara itu, di atas permukaan, Jakarta dicekam oleh teror pembunuhan misterius. Satu per satu orang penting ditemukan tewas mengenaskan, di tempat-tempat berawalan huruf B, disertai pesan aneh berupa Tujuh Dosa Sosial yang pernah dicetuskan oleh Mahatma Gandhi. Entah apa makna semua itu.
Het Geheim van Meede - Rahasia Meede, misteri emas VOC itu, perlahan terungkap. Dan, untuk mendapatkan jawabannya, seorang laki-laki muda intelijen militer harus berhadapan dengan seorang anarkis, karibnya ketika sama-sama sekolah di SMA Taruna Nusantara. Tak hanya bersaing dalam hal itu, mereka pun sama-sama berusaha mencuri perhatian seorang gadis Belanda, seorang mahasiswi peneliti Sejarah Ekonomi Kolonial, yang menyimpan lebih banyak misteri dari apa yang ditampakkannya.
Lika-liku pencarian Rahasia Meede melintasi sejarah ratusan tahun Indonesia, melewati pelarian, pengkhianatan, dan persahabatan. Kegelisahan sebuah generasi berusaha menemukan jalan keluarnya sendiri.
***
"Menantang kecerdasan, logika, dan cara kita memandang dunia nyata... Saya merekomendasikan karya ini."
- Effendi Ghazali, Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia
"Novel yang dahsyat detail sejarahnya dan inspiring, Pram muda telah lahir..."
- M. Fadjroel Rachman, esseis dan penyair
"Contoh sastra baru di Indonesia--thriller sejarah dengan kombinasi fiksi dan fakta. Ini sejalan dengan aliran sastra dunia yang baru. Kita akan dibawa melompat ke masa VOC, lalu revolusi Indonesia, dan tiba-tiba ada di masa kini."
- Harry A. Poeze, Direktur penerbitan KITLV Press, Leiden, Belanda
buku yang luar biasa berbeda dengan buku2 yang ditulis penulis tanah air selama ini. Pencampur adukkan antara sejarah dan fiksi merupakan bagian yang paling menarik, dan kita dibuat bertanya-tanya dan mencari tentang kebenaran atau khayalan.
Bravo ITO!
"Wah, sampulnya mewah banget!" - Begitu hati kecilku berkata menimang novel yang didapatkan secara gratis ini. Covernya ada logo VOC tapi anehnya ada tiang di tengah-tengah huruf V. Sesuatu yang tidak ada di logo asli VOC. Hmmm...
Buku E.S. Ito yang satu lagi, Negara Kelima juga tak kalah mewah. Sama-sama dicetak timbul, lalu disertai tambahan keterangan "dalam memperingati 100 tahun kebangkitan nasional". Yang saya dapat versi cetakan ketiganya. Ck-ck-ck...
Lalu ketika lembar sampul dibalik, kutipan puja-puji dari banyak orang menyambut mataku. Mungkin maksud pencantuman puja-puji di lidah buku ini merupakan sarana marketing agar orang buru-buru membeli novel ini. Yang dikutip pun public figure yang cukup berpengaruh: mulai dari sutradara, sejarawan, peneliti, hingga sastrawan. Tapi aku males baca bagian ini... Menyitir kata Fadjroel Rahman, dia ini Pram muda. "Masa' iya sih?"
Jadi untuk membuktikan, novel tebal ini kubaca. Plotnya sederhana saja: dua sahabat baik, Batu dan Attar yang ultra-nasionalis terjebak dan tewas dalam konspirasi perebutan emas VOC yang dilakukan oleh anak cucu dari "Monsterverbond" -- yang menyeret semua orang yang mereka kenal dan mereka cintai. Dimulai dari prolog, yang berisi perundingan pihak Indonesia dengan Belanda pada Konferensi Meja Bundar dan berakhir dengan pembunuhan aktor intelektual/dalang utama konspirasi ini.
Yang paling menyenangkan dari membaca novel ini ... Baca Selengkapnya