Dalam buku ini Shin Nakagawa mengutarakan bahwa studi musik itu perlu menekankan pada teks dan konteksnya. Teks merupakan kajian musik dari segi peraturan nada dan aspek estetiknya, sedangkan konteks adalah studi penulis mempertautkan studi musik dengan kosmos, yaitu lingkungan alam dan unsur-unsur kosmos yang lain. Musik ternyata mempunyai hubungan dengan alam, seperti kemesraannya dengan alam semesta dan musim yang mengikutinya. Di Cina, Jepang, bahkan di Bali, musik atau gamelan dikaitkan dengan apa yang disebut Pengider Dhuana: arah, dewa, bunga, air, senjata, warna, dan berbagai atribut yang memberi ciri khas setiap wilayah kosmos. Dengan memadukan aspek tubuh sebagai mikro kosmos dengan unsure alam alam semesta sebagai makro kosmos membuat pemain musik Bali sering mengalami intrance untuk dapat menampilkan musik secara harmonis dan menyatu dengan masyarakat.