Fenomena korupsi belakangan ini makin perkasa saja penampilannya, yang menghambat proses pemerataan hasil-hasilpembangunan secara adil, terutama di negara-negara berkembang, dan kemungkinan termasuk Indonesia. Korupsi (entah kolusi, nepotisme, sogok, suap, pemerasan, dan penipuan) sudah sedemikian hebatnya, sehingga tak satupun orang- termasuk para birokrat yang jujur dan bersih- sanggup untuk memberantasnya. Lewat studi kasus konkret di Filiina, Hongkong, Singapura, Korea dan Ruritania, pengarang mendesain sebuah kebijakan anti korupsi yang memberikan secercah jalan keluar. Desember 2005 ( Cetakan Ulang ke-3)