Sejak kecil kita diajari bahwa memaafkan adalah perbuatan yang sangat mulia. Memaafkan adalah respon dari terjadinya suatu pelanggaran yang menyebabkan sakit hati, tidak peduli orang yang menyakiti tersebut tidak ada penyesalan, atau bahkan sudah mati. Dalam buku keduanya ini (setelah After the Affair), Dr. Spring mengusulkan sesuatu yang radikal untuk mengalahkan efek menghancurkan dari rasa benci. Dia juga menawarkan suatu model di luar kebiasaan untuk pemberian maaf yang benar-benar murni, salah satunya dengan memberi maaf sebesar permintaan maaf orang yang menyakiti kita. "Pemberian maaf bukanlah hadiah yang tidak beralasan". Kita boleh saja menyembuhkan sakit hati, tetapi pengampunan harus diberikan.Buku ini menjawab pertanyaan rumit seperti berikut ini: - Bagaimana cara memaafkan seseorang yang tidak bisa atau tidak akan memohon maaf kepada kita? - Bagaimana cara berdamai dan mempertahankan rasa hormat kepada seseorang yang tidak menyesali kesalahannya? - Jika kita tidak bisa memaafkan, bagaimana cara menyikapi rasa sakit hati kita? - Apakah pemberian maaf dari diri kita tidak menuntut balasan? - Bilamana pemberian maaf itu picisan? Dan bilamana sejati? - Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang bersalah agar bisa dimaafkan? - Bagaimana cara kita membesarkan hati orang yang bersalah agar meminta maaf? - Apa yang dimaksud dengan memaafkan diri sendiri? - Bagaimana caranya agar hal itu bisa dicapai? Kita semua adalah mahluk sosial, semua saling berhubungan, dan kita telah disalihkan dan diselamatkan ketika orang lain memberikan salep penyembuh kepada luka kita hingga terlepas dari rasa sakit. Penyembuhan, seperti layaknya cinta, tumbuh dengan subur dalam konteks memelihara hubungan. Lebih jauh, saya berkata bahwa kita tidak bisa mencintai sendirian, dan kita tidak bisa memaafkan sendirian.--Dari How Can I Forgive You