Rutinitas itu ibarat pisau bermata dua. Satu sisi aktivitas hidup yang sudah rutin itu mudah dijalani, tidak memerlukan pemikiran dan persiapan serius, dan semuanya akan berlangsung normal seperti biasanya. Namun, sesungguhnya kita mesti mewaspadai aktivitas yang sudah berjalan rutin serta mekanis bagaikan mesin karena kebiasaan yang sudah mapan akan membuat hati dan pikiran tumpul, kehilangan daya kreatif dan reflektifnya.
Dalam bahasa psikologi, hati-hati ketika Anda sudah merasa aman bersembunyi di balik tembok comfort zone yang terbentuk oleh rutinitas karena yang sesungguhnya terjadi adalah Anda sudah terjebak dan terbelenggu dalam rutinitas yang membuat energi dan cahaya kehidupan kian redup, yang membuat seseorang tidak mampu lagi melihat perspektif hidup secara lebih luas, lebih dalam, lebih menyeluruh, dan lebih indah. Mereka yang tak mampu keluar dari tembok rutinitas yang membelenggu, sulit untuk bisa bergabung menikmati festival kehidupan bersama semesta.
Buku ini merupakan himpunan catatan dan refleksi Komaruddin Hidayat terhadap fenomena sehari-hari, yang oleh orang lain mungkin dianggap hal yang biasa dan sepele, tapi baginya ternyata memiliki makna yang dalam sehingga akan memperkaya batin. Buku ini sangat cocok dibaca oleh para eksekutif yang karena sibuk kadang kala tidak sempat merenung dan memberi makna kesibukan mereka kecuali seberapa besar menghasilkan nilai tambah secara materi. Oleh media massa, Komaruddin Hidayat sering disebut sebagai intelektual muslim moderat yang tulisan-tulisannya selalu ditunggu oleh komunitas penggermarnya.
Lahir di Magelang, Jawa Tengah, 18 Oktober 1953. Alumni pesantren modern Pabelan, Magelang (1969) dan pesantren al-Iman, Muntilan (1971). Menyelesaikan Sarjana Muda (BA) di bidang Pendidikan Islam (1977) dan Sarjana Lengkap (Drs.) di bidang Pendidikan Islam (1981) di IAIN Jakarta. Meraih doktor di bidang Filsafat Barat di Middle East Techical University, Ankara, Turkey (1990). Menulis di berbagai media massa. Dosen pada Fakultas Pasca Sarjana IAIN Jakarta (sejak 1990); dosen pada Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia (sejak 1992); dosen Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara (sejak 1993). Selain sebagai dosen, ia juga sebagai Dewan Redaksi majalah Ulumul Qur`an (sejak 1991); Dewan Redaksi jurnal Studia Islamika (sejak 1994); Dewan Editor dalam penulisan Encylopedia of Islamic World; dan Direktur pada Pusat Kajian Pengembangan Islam Kontemporer, IAIN Jakarta (sejak 1995). Sejak tahun 1990, ia merupakan salah satu peneliti dan dosen tetap Yayasan Wakaf Paramadina, Jakarta