7disabled
No Image Available
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan

Beritahukan jika produk ini tersedia kembali
Ritual Gus Dur dan Rahasia Kewaliannya (Soft Cover)
oleh Gus Nuril Soko Tinggal, Khoerul Rosyadi

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN : 6028174398
ISBN13 : 9786028174398
Tanggal Terbit : 5 Mei 2010
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Galang Press



Deskripsi:
"Pak Hardi, saya titip bangsa ini. Tolong ikut dikawal Pansus Century di DPR. Besok Kamis, saya akan pulang ke Tebuireng dengan diantar banyak orang. Saya sudah ditunggu ayah saya di sana," ucap Gus Dur tepat 3 hari sebelum dirinya berpulang ke rahmatullah. Kata-kata itu diucapkan Gus Dur di ruang ICCU RSCM saat Profesor Suhardi, guru besar UGM yang pernah menjadi Dirjen di Departemen Kehutanan pada era Gus Dur dan kini menjadi Ketua Umum Gerindra menjenguknya. Gus Dur ibarat bisa menerawang takdir hidupnya sendiri. Di mata warga NU, Gus Dur merupakan sosok "sakti mandraguna", orang yang menerima wahyu kekuasaan. Karena garis keturunannya, Gus Dur dianggap manusia yang memiliki kemampuan linuwih yang sulit dijangkau oleh logika publik. Ketokohan Gus Dur kian bersinar manakala rezim Orde Baru mencoba menyingkirkannya. Ia berani berteriak menentang otoritarian Soeharto. Tak heran jika Gus Dur dikenal sebagai sosok penentang tirani, pro kaum minoritas dan gigih mengawal kebhinekaan Indonesia. Puncak perjalanan politik Gus Dur terjadi pada saat ia dinobatkan sebagai Presiden RI pada Pemilu 1999. Waktu itu, ia dicalonkan oleh kubu Poros Tengah yang digagas Amien Rais. Gus Dur dijagokan karena saat itu wacana anti presiden perempuan begitu kencang berhembus. Ketika ditawari posisi RI-1, Gus Dur diliputi kegamangan. Ia pun berkonsultasi dengan para kiai langitan yang ia yakini memiliki wahyu keilahian. Selama memimpin negeri ini, Gus Dur mencetuskan keputusan-keputusan kontroversial hingga membuat lawan-lawan politiknya naik pitam. Gus Dur menghadapi kekacauan politik dengan meminta nasihat dari Poros Langit yang beranggotakan kiai-kiai langitan dan berziarah ke makam leluhur. Tradisi itu ia jalani karena ia percaya bahwa Allah menitipkan pesan-pesannya dengan perantara orang-orang yang memiliki tingkat spritualitas tinggi. Dari situlah, Gus Dur menerima pertanda dari salah seorang kiai bahwa periode pemerintahannya tidak panjang usia. Dan memang benar, Gus Dur harus legowo dilengserkan oleh Poros Tengah, kubu yang dulu menjagokannya.

Kategori dan Rangking Bestseller:

Review Konsumen:
5 -
4 -
3 -
2 -
1 -
Jadilah yang Pertama untuk Review
Tulis Review Anda
Tulis Review Anda