Buku ini bisa dibilang kumpulan esai ringan yang menceritakan bagaimana tumbuh kembang anak bisa menjadi pelajaran yang berharga. Peristiwa yang sederhana bisa menjadi acuan kebijaksanaan bagi orang dewasa. Tanpa kesan untuk menggurui. Karena sang penulis bukan juga seorang guru. Anak-anak punya dunia tanpa batas. Murni. Praktis. Sederhana. Dan alangkah beruntungnya orang-orang yang bisa berbagi dengan mereka. Buku ini akhirnya menjadi semacam ikhtiar untuk sekedar berbagi pengalaman dengan dunia anak-anak yang mungkin Anda juga pernah mengalaminya. [dari sampul belakang] "Sesekali, sebagai seorang publisher, saya terperangah ketika mendapatkan harta karun tidak terduga. '30 HARI JADI MURID ANAKKU' adalah salah satu harta karun itu. Ditulis berdasarkan kisah nyata dan pengalaman seorang ibu muda. Dengan terobosan berpikir yang terbalik. Kata pepatah lama, - "buah apel jatuh tidak akan pernah jauh dari pohon induknya." Artinya seringkali anak berkaca mirip dengan perangai dan kepribadian orang tuanya. Sehingga semua yang negatif dan jelek dari orangtua seringkali menurun kepada anaknya begitu saja. "30 HARI JADI MURID ANAKKU" mengajak kita berproses terbalik. Proses belajar yang lebih jujur dan tidak melulu dari orang tua ke anak, melainkan justru dari anak ke orang tua. Saya berharap ini menjadi sebuah stimulasi baru yang membuat proses pendidikan anak menempuh arah baru. Menjadi sebuah pengalaman baru yang segar dan sekaligus menghapus semua cacat dan hal-hal yang negatif. Memberikan anak sebuah kesempatan untuk bertumbuh yang lebih independen dan mandiri." (KAFI KURNIA-AKOER) Anak-anak sudah jadi pengajar terbaik buatku. Karena mereka, aku selalu jadi diingatkan banyak hal baik yang mendasar. Prinsip-prinsip kebaikan mendasar. Tampak praktis. Simpel. Tidak jadi rumit. Tidak kompleks. Ini baik, itu tidak baik. Belum banyak wilayah abu-abu di dunia mereka. Si sulung sering aku ajari untuk lebih bersabar terhadap adiknya di tahun-tahun awal kehadiran si kecil. Dan nampaknya wejangan yang diturunkan tersebut memang punya efek bumerang yang baik buatku. Aku banyak mendapat pelajaran berharga yang tak terukur nilainya. 30 hari hanya sebagian kecil saja dari banyak pelajaran lain yang bisa didapatkan. Karenanya, aku membagi kisah ini kepada orangtua di mana pun, bahwa anak adalah guru kita.