Bagi kita tentu tidak asing lagi nama-nama seperti : Adolf Hitler, Vladimir Ilyich Lenin, Francois Duvalier, Fidel Castro, Fulgecio Batista, Mustafa Kemal Ataturk, Joseph Stalin, Mao Tse Tung, Nikita Kruschev, Chiang Kai Shek, Francisco Franco, Gamal Abdul Nasser, dan juga... Soekarno. Buku ini memaparkan kisah-kisah para diktator di abad ke-20 tersebut; bagaimana mereka meraih kekuasaan, cara yang dipakai mempertahankan kekuasaan, serta cara-cara yang dipilih di senjakala kekuasaan mereka.
Bagi kita yang sedang mencoba belajar memilih pemimpin secara demokratis, sungguh amat relevan mencermati pengalaman rakyat berbagai penjuru dunia dalam berurusan dengan kekuasaan yang tirani.
Diktator banyak dibenci orang, meski awalnya ia diharapkan sebagai penyelamat. Bagaimana bisa? Jawabnya sederhana: karena kita manusia. Itu saja. Tapi, seperti apa kediktatoran itu? Siapa saja yang bisa kita cap sebagai seorang diktator? Bagaimana kita dapat mengenal tanda-tanda ke arah kediktatoran pada sebuah pemerintahan?
Terbit pertama kali pada tahun 1967, THE DICTATORS bercerita tentang para diktator modern yang pernah dikenal dunia sampai saat itu. Jules Archer, penulisnya, secara garis besar membagi buku itu ke dalam tiga bagian. Bagian pertama mengenai pengertian dan tanda-tanda umum kediktatoran yang pernah muncul sampai saat itu. Bagian kedua mengenai kisah-kisah para diktator modern di abad XX kemarin. Bagian ketiga mengenai “usaha” menanggulangi munculnya kediktatoran--semacam kesimpulan dari buku dari yang ditulisnya itu.
Diktator sendiri berasal dari satu kata dalam bahasa Latin, DICTARE, yang artinya berkata, bersabda. Oleh Jules Archer, diktator diartikan sebagai seorang penguasa yang mencari dan mendapatkan kekuasaan mutlak pemerintahan tanpa (biasanya) memperhatikan keinginan-keinginan nyata rakyatnya (hal. 13). Kekuasaan mutlak itu dapat diperolehnya baik dengan jalan sah (misalnya lewat pemilihan umum) ataupun tak-sah (misalnya kudeta). Dengan begitu, seorang diktator bukan melulu pribadi rusak, kejam, tak bermoral. Ada diktator yang taat agama. Ada pula yang bersahaja. Ada yang ilmuwan universitas.
Kemunculannya seringkali dengan memanfaatkan masa-masa ketidakpuasan dan pertentangan penduduk ... Baca Selengkapnya