Soft Cover, Januari 2018 | Rp. 45.000 | Rp. 33.750 (25% OFF) | |
Stock di Gudang Supplier
|
1.
2.
Soft Cover, Januari 2018 | Rp. 30.000 | Rp. 22.500 (25% OFF) | |
Stock di Gudang Supplier
|
3.
5.
Soft Cover, September 2013 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Dulu, Tan Malaka sangat merisaukan makin menciutnya wilayah Repubiik dengan berdirinya negara boneka bentukan Belanda. Sementara kaum kapitalis, kolonialis, dan imperialis berhasil mengacaukan perekonomian dan keuangan Republik Indonesia. Karena itu, Tan Malaka tidak mengenal kompromi dengan kekuatan kolonialisme dan imperialisme. la tidak menyetujui perundingan v,dengan lawan. la menganggap berunding adalah sikap mengorbankan kedaulatan dan kemerdekaaan rakyat.
Gerpolek merupakan buku yang ...
6.
Soft Cover, April 2014 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Di suatu malam pada sebuah pertemuan Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, dan K.H. Agus Salim - Tan Malaka yang hadir tanpa diundang kemudian berkata lantang:
"Kepada kalian para sahabat, tahukah kalian kenapa aku tidak tertarik pada kemerdekaan yang kalian ciptakan. Aku merasa bahwa kemerdekaan itu tidak kalian rancang untuk kemaslahatan bersama. Kemerdekaan kalian atur oleh segelintir manusia, tidak menciptakan revolusi besar. Hari ini aku datang kepadamu, wahai Soekarno sahabatku... ...
7.
Soft Cover, April 2008 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Dalam buku ini Tan Malaka menunjukkan pemikirannya bahwa upaya perebutan kekuasaan dengan radikal (putch) bukanlah solusi terbaik.
Baginya, “putch itu adalah satu aksi segerombolan kecil yang bergerak diam-diam dan tak berhubungan dengan rakyat banyak. Gerombolan itu bisanya hanya membuat rancangan menurut kemauan dan kecakapan sendiri tanpa memedulikan perasaan dan kesanggupan massa… ‘tukang-tukang putch’ lupa bahwa… revolusi timbul dengan sendirinya dengan hasil dari berbagai macam ...
8.
Soft Cover, 2006 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Ditulis di tengah suasana peperangan besar Surabaya 1945, buku ini barangkali merupakan karya Tan Malaka yang paling imajinatif. Brosur ekonomi-politik yang dituturkan dalam gaya naskah drama, percakapan antara kelima tokoh yang oleh Tan Malaka dijuluki para pendakwa modern, yakni: Godam (wakil kaum buruh), Pacul (wakil kaum tani), Denmas (wakil priyayi), Toke (wakil kelas pedagang), Mr. Apal (wakil kaum intelektual)***Perjuangan Tan Malaka penting untuk dikenal oleh generasi muda. Namun ...



