Soft Cover, November 2016 | Rp. 69.000 | Rp. 48.300 (30% OFF) | |
Stock di Gudang Supplier
|
Sejak masa kolonial Belanda, Bojonegoro telah termasyhur karena kemiskinannya. Sampai-sampai C. L. M. Penders, sejarawan Australia, menyebutnya sebagai endemic poverty. Permasalahan Bojonegoro begitu kompleks. Mulai dari kontur tanahnya yang labil hingga banjir dan kekeringan yang silih berganti. Namun, belum lama ini Bojonegoro mendapat berkah. Tanahnya menyimpan potensi migas yang besar. Jika tidak diolah dengan baik, berkah itu bisa menjelma musibah. Untunglah, masyarakat ...