Rihlah adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Ibnu Batutah menamakan karya terkenalnya dengan Ar-Rihlah. Begitu juga dengan Ibnu Jubair. Dalam terjemahan bahasa Inggris, kedua karya mereka dijuduli dengan The Travel.
Pada mulanya, rihlah dilakukan oleh segelintir orang untuk mencari hadits-hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ke berbagai penjuru negeri Islam pada abad-abad pertama peradaban Islam.
Mereka mesti melakukan itu untuk mempelajari Islam langsung dari sisi Rasulullah. Dan dalam sudut pandang agama, biasanya rihlah seperti ini dipandang sebagai ibadah. Asal niatnya ikhlas untuk Allah dan dengan cara yang dibenarkan oleh agama, mereka akan diganjar dengan pahala yang besar. Bahkan, siapa pun yang mati di tengah perjalanan rihlahnya kedudukannya sejajar dengan syahid fi sabilillah.
Yang mesti dicatat, hanya untuk mendengar dan mencatat kemudian menghafal hadits-hadits tersebut, misalnya, atau bahkan untuk hanya mendengar dan menghafalkannya mereka mengadakan rihlah yang jauh serta lama. Tidak terbayang banyak usaha yang dikeluarkan, dari bekal makan sampai biaya. Mereka melakukan itu dalam tempo yang relatif berbeda, tergantung siapa ahli hadits yang dituju masing-masing.
Dan semua itu tidak mereka hitung sebagai beban sial yang mesti ditempuh. Mereka telah melakukannya. Kisah mereka telah sampai dan abadi bersama kita hari ini.
“Sebanyak lima kali,” kata Abdurrahman bin Kharasy Al-Marwazi, “aku pernah meminum
... Baca Selengkapnya