Dahlan Iskan, tiba-tiba namanya meroket saat Indonesia terbelit birokrasi dan terjadi kekosongan sang penggerak. Dahlanlah yang mau terjun langsung. Dahlan bukan sekedar berwacana dan bermimpi.
Jiwa dan mata hati kewartawanannya masih melekat di dirinya. Insting bisnisnya pun kuat dan pengambilan keputusannya cepat dan tepat serupa ketika ia menakhodai perusahaan media. Kini ia duduk dalam pemerintahan. Pembenahan di perusahaan milik negara butuh waktu. Ia menggunakan langkah strategis dengan pena dan otaknya. Ia menulis agar pikirannya bisa dijalankan oleh pimpinan BUMN dan segenap masyarakat menyimaknya. Ia memperkaya jaring-jaring harapan.
Buku Dahlan keempat ini mengulas tentang harapannya terhadap BUMN demi kesejahteraan bangsa. Isinya kocak dan menggelikan. Meskipun begitu, banyak pelajaran yang didapat di sana. Semoga bukunya dapat mencerahkan kita semua.
Dahlan Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar yang sedang sakit.
Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang penglaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina.
Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.