Buku ini memuat 15 cerita yang tak melulu happy ending. Meskipun demikian, dibalik kisah-kisah tersebut, tersanding pengharapan kelak akan merasakan kebahagiaan. Bukankah hidup terkadang di bawah, kadang di atas, kadang di antaranya.
Juara hanya mengendapkan perasaan suka karena terhalang pagar sosial, sementara perasaan suka Sasha layu sebelum berkembang terbentur bayang masa lalu. Cinta Lulu ditagih sosok masa lalu, sedangkan adiknya susah beranjak dari masa lalu. Perjuangan Laras memenuhi keinginan terakhir si pasien cilik. Tinah berambisi lepas dari ketidakberadaan, dan cerita-cerita lain akan menyunggingkan bibir, menghangatkan mata, dan mengulik sensori rasa.
Lusi masih mengidsap quarter life crisis dan tinggal berpindah-pindah (jiwanya belum terbelah dengan siapa pun makanya masih bisa berpindah-pindah, hehe). Logat Malang-nya masih terbawa kemana-mana, dan ia sangat ketagihan mendengarkan lagu-lagu yang menyayat.