Novel ini bukanlah kisah Cinderella yang kehilangan sepatu kaca, ketika sang pangeran menjemput sang putri dan memberikan sebelah sepatu yang tertinggal di peasta dansa. Namun, ini kisah Amora yang kehilangan sebelah sepatu Converses barunya karena tertukar dengan milik orang lain. Namanya Amora Olivia, cewek biasa yang tengah bahagia karena baru saja membeli sepatu baru dengan uang yang susah payah ia tabung sebulan ini. Dan kini sebelah sepatu kebanggaannya itu harus tertukar dengan sebelah sepatu butu yang ukurannya lebih besar dari sepatu miliknya. Sumpah serapah Amora keluarkan saat mencari sebelah sepatunya, bahkan Amora nekat berteriak di koridor sekolah hanya untuk sebelah sepatu. Namun, bukannya mendapatkan kembali sebelah sepatunya, Amora justru harus mendekam di ruang BK karena sudah berurusan dengan sosok Adam Wijaya, sang ketua OSIS yang dikenal angkuh. Dan, drama oun dimulai sesudahnya. Hingga menyeret Amora dan teman-teman sekelasnya masuk ke permasalahan melawan Adam Wijaya beserta antek-anteknya. Bukan Cinderella memang tidak mirip dongen klasik yang terkenal ,cuma berkisah seorang gadis bernama Amora yang kehilangan sepatu barunya dan ternyata sepatunya itu dipakai oleh ketua OSIS, Adam Wijaya. Dengan alur cerita maju, novel ini memiliki isi buku yang jelas alurnya dan sangat rinci dari mulai kisah di SMA sampai kisah setelah lulus SMA dan mudah dimengerti.