Kayak digeprek dengan sambal level sepuluh rasanya saat Gendis diputusin Herman. Sudah lama pacaran, nyicil rumah barengan, eh malah ambyar. Katanya Gendis kegemukan. Katanya Herman mau hijrah dan nggak bisa pacaran lagi. Makan ayam geprek adalah cara Gendis mengobati patah hati sambil meratapi nasib. Kini ia cuma bisa lari dari kenyataan ketika jarum timbangan terus bergeser ke kanan. Sampai suatu saat, Gendis mengetahui fakta mengejutkan. Dimas, cowok ganteng pemilik warung ayam geprek langganannya, ternyata peserta maraton yang dulu pernah ia bully karena kegemukan. Cowok yang pernah menyumpahi dan mendoakannya supaya gemuk! Ya Allah… Dan semakin mengenal Dimas, Gendis merasa harus segera berbelok untuk menemukan tujuan hidupnya yang baru.