Suatu hari, perpustakaan kecil gratis muncul di Kota Martinville. Di dekatnya ada plang bertuliskan: AMBIL BUKU, TINGGALKAN BUKU. ATAU DUA-DUANYA! Evan mengambil dua buku dan mendapati buku-buku di perpustakaan tersebut berasal dari Perpustakaan Martinville yang terbakar dua puluh tahun lalu.
Perpustakaan kecil gratis itu ternyata dibuat oleh hantu bernama Al dan dijaga oleh kucing manis bernama Mortimer. Al merupakan asisten pustakawan Perpustakaan Martinville sementara Mortimer dulu tinggal di sana. Setiap kali mengingat kebakaran Perpustakaan Martinville, hati Mortimer selalu berkata itu salahnya. Apa yang sebenarnya terjadi hari itu?
Prolog:
Mortimer menunggu di lantai batu ruang bawah tanah yang dingin di depan pintu tikus nomor empat, badannya yang berbulu oranye halus menutupi area seluas mungkin. Ia merentangkan cakar di depannya, seolah-olah hendak menangkap semangka.
Buku, menurut Mortimer, memberikan gambaran yang salah tentang kucing. Dalam buku, kucing biasanya digambarkan sebagai hewan yang pongah, bahkan terkadang tidak peduli. Seolah-olah kucing tidak memiliki perasaan sama sekali. Kucing juga memiliki hati. Perasaan, kata hatinya. Mortimer punya banyak perasaan. Yang tidak dimilikinya adalah kata-kata. Tikus lebih pandai berbicara dibandingkan dirinya. Tikus banyak bicara.
Selling Point:
Novel middle grade tentang pemecahan misteri. Novel ini memenangkan banyak penghargaan, salah satunya sebagai novel indie terbaik dan The Amazon #1 Best Kids` Book of 2023.