Tanggal 19 Desember 1931. Hercule Poirot dan Inspektur Edward Catchpool sedang menantikan liburan Natal yang damai ketika mereka dipanggil menyelidiki kasus pembunuhan seorang pria di rumah sakit di Norfolk. Cynthia Catchpool, ibu Edward, bersikeras Poirot ikut dengannya dan tinggal di mansion yang nyaris runtuh di tepi pantai, supaya mereka semua bisa melewatkan Natal bersama sambil menyelidiki kasus. Dalam penyelidikannya, Poirot menyadari bahwa korban adalah mantan kepala kantor pos yang disukai banyak orang.
Kepolisian setempat gagal menemukan seseorang yang bisa memasuki kamar rawat rumah sakit dan membunuh korban di depan para staf rumah sakit. Teman Cynthia, Arnold, akan segera masuk rumah sakit yang sama dan istri Arnold yakin bahwa Arnold akan menjadi korban berikut si pembunuh, walaupun ia menolak menjelaskan alasannya. Tanpa motif dan tersangka yang jelas, Poirot punya waktu kurang dari seminggu untuk memecahkan kasus tersebut dan mencegah terjadinya pembunuhan lain, jika ia ingin melarikan diri dari mimpi buruk melewatkan Natal di Norfolk. Sementara itu, seseorang berdarah dingin juga sedang berencana melakukan sesuatu pada Hercule Poirot.
Prolog:
Eksperimenku tidak berhasil. Aku meletakkan pena dan berniat merobek-robek kertasku. Namun, pada akhirnya, aku meremasnya dan melemparnya ke arah perapian yang menyala. Lemparanku meleset. Hercule Poirot, yang duduk di seberang ruangan, mengangkat wajah dari buku yang sedang dibacanya. ”Kau tidak senang dengan usahamu, mon ami?” ”Gagal total.” ”Coba letakkan selembar kertas kosong di hadapanmu. Otakmu pasti akan dengan cepat menghasilkan ide-ide yang lebih baik.” Matanya yang hijau bergantian menatap tumpukan kertas yang rapi di sudut mejanya dan gumpalan kertas yang kulempar tadi, yang terlihat mencolok di ruang duduk apartemen London-nya yang rapi.