Ketersediaan | : | Stock tidak tersedia |
Format | : | Soft Cover |
ISBN | : | 6023850111 |
ISBN13 | : | 9786023850112 |
Tanggal Terbit | : | 2 September 2015 |
Bahasa | : | Indonesia |
Penerbit | : | Noura Books |
Halaman | : | 150 |
Dimensi | : | 150 mm x 200 mm |
- Buku ini menjadi bagian dari gerakan Gagasan Taman Anak yang akan menjadi pegangan para orangtua dan pendidik di seluruh sekolah di Indonesia.
- Gagasan yang terkandung di dalam buku ini mengadopsi gagasan dari Desaign for Change yang telah diterapkan di lebih 30 negara di dunia. Diharapkan dapat juga diterapkan di dunia pendidikan negara kita.
“Meski lewat masalah yang sederhana, anak telah mengasah dan mempraktikkan keterampilan abad ke-21 yang menjadi bekal dalam perjalanannya menjadi insan merdeka.”
—Iwan Pranoto, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI-New Delhi, India
“Anak tumbuh dengan membawa potensi, rasa ingin tahu, dan kebiasaan melakukan percobaan serta utak-atik lingkungan di sekitarnya. Tunjukkan pada anak berbagai alat dan kerangka berpikir yang bisa dia manfaatkan, maka dia akan melesat melebihi
dugaan dan harapan orang dewasa padanya. Konsep Design Thinking yang digunakan pada inisiatif Design for Change dan Taman Gagasan Anak adalah senjata berpikir yang ampuh menunjukkan pada orang dewasa bahwa anak-anak kita adalah anak-anak yang becus dan
mampu mengubah dunia.”
—Kreshna Aditya, Penggagas Bincang Edukasi
“Menggunakan perspektif seni dan sains, melatih empati dan inovasi, memahami konsep dan mengaplikasikan—seluruh pendekatan ini esensial dicoba dan disebarluaskan di dunia pendidikan.”
—Najelaa Shihab, Pendiri dan Ketua Yayasan Cikal
“Sebuah pola pikir yang mampu melihat di luar jangkauan bentuk dan fungsi serta bermimpi sekaligus mewujudkan mimpi itu melalui proses yang kreatif dan inovatif.”
—Mahrukh Bashir, Head of International Programs Office, Lazuardi-GIS
“Anak-anak bukan makhluk tak berdaya yang butuh dibantu. Mereka berdaya dan hanya butuh kesempatan belajar.”
—Bukik Setiawan, Penulis Buku Anak Bukan Kertas Kosong
“Salah satu kunci keberhasilan pendidikan adalah rasa percaya yang besar dari orang dewasa terhadap anak. Percaya bahwa mereka berdaya, penuh potensi dan kreativitas, serta mampu memecahkan masalah nyata di sekitar mereka. Semangat pendidikan sebagai taman yang menantang, tapi menyenangkanlah yang akan menuntun potensi dan keberdayaan anak tumbuh subur. Inisiatif Taman Gagasan Anak adalah bagian dari semangat itu dan perlu jadi gerakan bersama.”
—Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
“Dalam Design Thinking, pola pikir dualisme atau hibrida dalam berpikirn tajam, yang dipasangkan dengan wawasan umum sangat relevan di era konvergensi teknologi saat ini dan ke depannya.”
—Imanzah Nurhidayat, Makedonia
“Design Thinking adalah pola berpikir yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap anak agar memiliki kemampuan berempati terhadap lingkungan dan memberikan inspirasi yang relevan terhadap kebutuhan lingkungannya.”
—Monika Irayati, School Director Erudio School of Art
“Anak-anak senang sekali mengerjakan Program Pengabdian yang menerapkan kerangka Design for Change. Salah satu manfaatnya adalah belajar mendengar dan memahami suatu hal dari perspektif orang lain.”
—Jasmin Jasin, Kepala Sekolah Gemala Ananda
“Dengan Design for Change, apa yang dipelajari oleh anak di dalam konteks sekolah bisa diaplikasikan di dunia luar. Kesempatan tersebut akan membuat pembelajaran anak lebih relevan dan bermakna.”
—Bianda C.I Dinata, Pengajar di Cikal
“Mengajak anak-anak mengerjakan proyek menggunakan prinsip Design Thinking memberikan banyak kejutan. Anak-anak yang masih amat muda sekalipun ternyata bisa membuat perubahan yang positif bagi sekitarnya.”
—Lestia Primayanti, Kepala Sekolah Kembang
“Kita hidup dalam dunia yang menakjubkan, penuh dengan desain yang luar biasa, mengagumkan, dan dalam banyak hal, fenomenal. Design Thinking adalah sebuah pola pikir yang berasal dari realisasi dunia desain di sekitar kita dan yang mampu melihat di luar jangkauan bentuk dan fungsi. [Design thinking juga berarti] mampu bermimpi sekaligus mewujudkan mimpi itu melalui proses yang kreatif dan inovatif, berakar dari praktik-praktik terbaik yang telah teruji secara internasional. Mimpi-mimpi yang akan membawa transformasi positif pada dunia di sekitar kita. Inovasi manusia yang fantastis demi melengkapi desain yang merupakan karunia Ilahi. Saya yakin bahwa inilah yang paling kita butuhkan pada masa sekarang.
—Mahrukh Bashir, Head of International Programs Office, Lazuardi-GIS
“Dorongan untuk berpikir dan berkontribusi ada pada setiap anak. Design Thinking membantu mengintegrasikan proses belajar ini, bukan hanya bagi anak, tapi juga orang dewasa di sekitarnya. Menggunakan perspektif seni dan sains, melatih empati dan inovasi, memahami konsep dan mengaplikasikan—seluruh pendekatan ini esensial dicoba dan disebarluaskan di dunia pendidikan.”
—Najelaa Shihab, Pendiri dan Ketua Yayasan Cikal
“Kunci keberhasilan pendidikan terletak pada penghormatan kepada anak. Demikian dikatakan Ralph Waldo Emerson. Anak berusia 10 tahun tidak dapat dipandang sebagai setengahnya manusia berusia 20 tahun. Anak tumbuh dengan membawa potensi, rasa ingin tahu, dan kebiasaan melakukan percobaan serta utak-atik lingkungan di sekitarnya. Tunjukkan pada anak berbagai alat dan kerangka berpikir yang bisa dia manfaatkan, maka dia akan melesat melebihi
dugaan dan harapan orang dewasa padanya. Konsep Design Thinking yang digunakan pada inisiatif Design for Change dan Taman Gagasan Anak adalah senjata berpikir yang ampuh menunjukkan pada orang dewasa bahwa anak-anak kita adalah anak-anak yang becus dan
mampu mengubah dunia.”
—Kreshna Aditya, Penggagas Bincang Edukasi
“Anak-anak bukan makhluk tak berdaya yang butuh dibantu. Mereka berdaya dan hanya butuh kesempatan belajar.”
—Bukik Setiawan, Penulis Buku Anak Bukan Kertas Kosong