Kendala terbesar untuk memahami anak-anak berkebutuhan khusus adalah cara berkomunikasi kita yang bereda. Orangtua, pendamping, dan guru, seringkali putus asa ketika dihapapkan dengan anak-anak istimewa ini. Apakah ada yang salah? Tidak. Kita hany memandang dunia dengan cara yang berbeda. Kabar baiknya, ada bahasa baru yang bisa menyatukan kita: bahasa sentuhan.
Tersaji, dalam buku ini kisah 20 ibu dari berbagai latar belakang yang memiliki kebutuhan yang sama: keinginan untuk berkomunikasi dengan anak-anak mereka. Novelis Fira Basuki kemudian mengembangkannya agar lebih enak dinikmati.
Buku ini dipersembahkan oleh Nivea untuk semua orangtua, pendamping, guru, serta seluruh lapisan masyarakat agar selalu percaya, ketika kata-kata sudah tak bisa bisa dipahami, kita masih bisa bicara lewat sentuhan.
Ibu dari seorang putri yang bernama Syaza Calibria Galang ini pernah bekerja di majalah Dewi dan menjadi kontributor di beberapa media asing, seperti Sunflower, Collegio, dan Morning Sun. Selain itu, alumnus dari Communication Public Relation di Pittsburg State University dan Wichita State University ini juga pernah menjadi pembawa acara pada CAP-3 TV, Pittsburg, Kansas, dan produser paruh waktu di Radio Singapore International. Pada saat ini Fira Basuki menjadi executive contributor di Harper's Bazaar Indonesia (MRA Media).
Peran sertanya dalam dunia sastra sudah terasah pada saat ia menempuh pendidikan di bangku sekolah. Pada saat di sekolah menengah umum ia sudah menjuarai lomba menulis yang diselenggarakan oleh majalah-majalah, seperti Tempo dan Gadis. Sejak tahun 2001 Fira Basuki mulai aktif menulis novel. Novel pertamanya berjudul Jendela-jendela mengisahkan kehidupan pasangan suami istri dan permasalahan-permasalahan yang muncul didalam rumah-tangganya. Dengan suksesnya novel pertama tersebut, Fira kemudian menulis lanjutan kisah novel Jendela-Jendela dengan meluncurkan novel Pintu yang diterbitkan pada tahun 2002 dan Novel Atap yang diterbitkan pada tahun 2003. Selain itu, novel Biru dan rojak muncul dan menambah koleksi karya sastra yang dihasilkannya. Hampir semua novel-novel yang dihasilkannya mengambil latar tempat di Amerika, Singapura, dan Indonesia karena ia sudah pernah menetap di Negara-negara tersebut sehingga ia ...