Ia mendapat cemooh dari orang-orang sekitar. "Hanya orang nekat dan bodoh yang mau ikut perang, Cong! Perang itu urusan orang nekat !!"
Namun, Yusuf tetap teguh karena K.H.R. As'ad Syamsul Arifin yang memberi komando laskar Hizbullah kompi II divisi timur saat peristiwa sepuluh November. Begitu pula saat Agresi Militer Belanda Pertama tahun 1947, Yusuf kembali mendapat mandat mengantar surat ke Pesantren Sukorejo.
Belanda dan sekutu mengerahkan pasukan gerak cepat mendarat di Jawa Timur demi memutus kekuatan gerilyawan di ujung timur. Para gerilyawan pun tidak tinggal diam, mereka berkumpul dan mengatur suasat di Pesantren Sukorejo yang menjadi basis berkumpulnya ribuan gerilyawan di antero Jawa. Di sana mereka mengatur siasat untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI yang telah diproklamasikan, bersama dengan resolusi jihad yang telah dikumandangkan.
Bisakah Yusuf menjadi saksi hidup agar menginspirasi remaja seusianya?
Novel sejarah adalah karya yang sangat hebat. Para penulis mencoba mengajak pembaca, untuk menghargai para pejuang. Karena mereka, kita ada. (Gol A Gong-penulis puluhan novel, Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Indonesia)
Karya Mas Sufi ini memiliki kelebihan tersendiri sehingga memungkinkan ia untuk melakukan penggambaran lebih mendalam. (Syamsul A. Hasan-Penulis beberapa buku sejarah Kiai As'ad, Dekan Fakultas Dakwah IAI Ibrahimy Sukorejo, Situbondo)