Bagi Tio, hidup adalah jalinan garis-garis yang kita goreskan, seperti yang dia torehkan di buku sketsa miliknya. Tio adalah arsitek muda dengan kehidupan yang membentang. Perusahaan konsultan arsitektur yang dibangun bersama sahabatnya sukses. Kehidupan cintanya juga lancar dengan Dru yang memujanya dan hendak dinikahinya.
Tapi keutuhan hidup itu buyar ketika Tio ambruk dengan hidung berdarah. Leukemia Mielositik Akut. Hari-hari Tio pun mulai dihitung. Hidup Tio tak lagi sekokoh buku sketsa bersampul kulit yang sering dia bawa. Hidupnya kini serapuh helai kertas yang dia remukkan saat garis-garis yang gagal tak bisa dihapus lagi.
Di tengah situasi ini Tio pun mempertanyakan jalinan hidupnya: karier, hubungan dengan sahabatnya, dengan ayahnya, dan terutama dengan Dru. Apakah pilihannya pada gadis itu sudah tepat ketika sebenarnya hatinya masih mendua?
Ini adalah kisah tentang ketulusan. Dalam persahabatan, dan dalam cinta. Saat waktu tak berpihak padamu, sejauh mana ketulusan akan membawamu?