Di sebuah pusat tuina—terapi pijat tradisional—di Tiongkok, para terapis disabilitas netra menjalani kehidupan yang penuh tantangan. Mereka bekerja dalam gelap, tangan mereka menjadi “mata” yang memahami dunia. Setiap sentuhan adalah upaya untuk menemukan makna, merasakan emosi, dan berhubungan dengan dunia yang jauh dari jangkauan mereka. Namun, di balik setiap sesi pijat, ada kisah yang tak terlihat—tentang rasa sakit, cinta, impian, dan harapan yang sering kali harus mereka pendam. Massage bukanlah novel biasa; karya ini telah meraih berbagai penghargaan sastra dan sinematik, termasuk Mao Dun Literature Prize untuk kontribusi besarnya dalam dunia sastra Tiongkok. Adaptasi filmnya juga menerima Silver Bear Award di Berlin International Film Festival serta menyapu enam penghargaan di Golden Horse Awards Taiwan. Selling Point: Massage karya Bi Feiyu adalah cerita yang menggugah tentang keberanian manusia menghadapi keterbatasan. Dengan tokoh-tokoh yang kompleks dan alur yang penuh emosi, novel ini membawa pembaca menyelami kehidupan dalam keheningan dan gelap. Namun, di tengah kegelapan itu, ada kehangatan, humor, dan hubungan manusia yang begitu mendalam. Setiap tokoh di novel ini memiliki kisah unik yang mengajarkan kita tentang ketangguhan, pengorbanan, dan keindahan menemukan makna hidup di tengah kesulitan. Melalui deskripsi yang indah dan puitis, Bi Feiyu membangun dunia yang terasa nyata dan menyentuh hati. Novel ini tidak hanya berbicara tentang disabilitas, tetapi juga merayakan kekuatan sentuhan, baik secara fisik maupun emosional, dalam menyatukan manusia. Massage adalah bacaan yang melampaui sekadar cerita—ia adalah pengalaman yang membuat pembaca melihat dunia dari sudut pandang baru, memberikan refleksi mendalam tentang kemanusiaan dan bagaimana kita bisa saling terhubung.