Namanya Bongsoon.
Pada usia 6 atau 7 tahun, dia melarikan diri dari kekerasan ayah tirinya.
Lalu, dia tinggal bersama saudara ibunya, yang menelantarkannya di keramaian.
Dia juga pernah bekerja pada seseorang, tapi tidak pernah dibayar.
Akhirnya, Bongsoon tinggal dan bekerja di keluarga Jjang. Bagi Jjang, Bongsoon bukan
sekadar pembantu. Perempuan delapan belas tahun itu adalah orang pertama yang
melihat wajah Jjang saat lahir, orang pertama yang menenangkannya saat menangis,
dan satu-satunya di dunia ini yang memihak Jjang.
Jjang tumbuh bersama dengan kesedihan yang dialami Bongsoon yang terus menerus
menderita dan bernasib buruk.
Inilah kisah pembantu di Seoul pada 1960-an, dari sudut pandang majikan yang berusia
5 tahun.