Wajah lonjong, kulit putih, mata bulat. Kepalanya hampir botak. Hanya ada jambul di bagian depan. Kalau jalan masih bergoyang-goyang, tapi selalu saja tertawa. Arjuna, bagaimana aku bisa lupa? Dia tertawa waktu kakinya kugelitik. Aku mengajaknya bermain dan dia sangat suka. Aku buat wajahku tampak lucu. Dia semakin tergelak-gelak. Sesekali, kusuapi dia dengan biskuit yang ada di tanganku. Kebisingan akibat teriakan kanak-kanak lain di sekitar kami, tak membuyarkan keakraban ini. Cerita di atas, merupakan potongan dari "permen-permen cinta" Faiz dalam buku ini. Masih banyak "permen-permen cinta" lainnya yang Faiz persembahkan spesial untuk pembaca.
Selamat membaca!