Dua tahun sudah bencana Tsunami yang menimpa Nanggroe Aceh Darussalam berlalu. Namun begitu, bekas-bekas bencana alam yang meluluhlantakkan sebagian daerah ujung barat Indonesia itu masih dapat dilihat. Pedihnya penderitaan juga belum sepenuhnya hilang. Untuk mengenang bencana Tsunami yang ditimbulkan oleh gempa sebesar 9 skala richter itu, sekelompok penulis yang sudah tidak asing lagi bagi kita, masing-masing menulis sebuah cerita pendek yang berkaitan dengan bencana itu. Mereka antara lain, Danarto ( Pohon yang satu itu), Putu Wijaya (Tsunami), Titi Said ( Ketika Gelombang Jadi Tsunami ), M Dawam Rahardjo ( Tahanlah tangismu ), Ganda Pekasih ( Pulau Mayat), Martin Aleida (Tolong, Bawalah Murni), Asma Nadia (Air Mata Mak ), Arlem Ara Guci( Lamno ), Abidah el Khaliq ( Kisah Majnun dan Laila ), Khairul Jazmi (Tarian dari Langit), Ahmadun Yosi Fernanda ( Ledakan di Rumah Emak), dan Yudhistira ANM Massardi ( Sunyi Mati ) Buku yang memuat 27 cerita pendekini diberi judul Tarian dari Langit. Judul ini diambil dari judul cerpen buah karya Khairul Jasmi.