Inilah karya klasik John Steinbeck yang mengantarnya menjadi pemenang Nobel Sastra pada tahun 1968. Melalui novelnya, Steinbeck berupaya memotret transformasi sosial dahsyat yang sedang berlangsung di Amerika semasa tahun 1930-an. Lewat keluarga Joad, satu di antara ribuan kaum tani kelas bawah yang terpaksa hengkang dari tanahnya karena terusir, ia kisahkan jalinan drama yang realistik dan naturalistik.
Amarah dijadikan wahana sang pengarang untuk menuangkan refleksinya atas lapisan masyarakat dan manusia miskin dalam memaknai dunianya. Bahkan dalam keadaan terjepit pun, manusia tetap mampu dalam mencapai kebesaran jiwa, tabah dalam menghadapi kekalahan dan tetap memiliki keberanian, asa, kasih sayang dan cinta. "Bukankah manusia dibekali oleh kekuatan keillahian, yang dulunya dinisbahkan hanya milik para dewa?" Itulah sebagian kutipan yang disampaikan dalam penerimaan hadiah Nobelnya.