Pernah ada masa dimana hak asasi manusia (HAM), hanyalah sebuah kata yang merujuk ke sesuatu yang amat samar, tak berbentuk. Kala itu mesin kekuasaan absolut menggemuruh dan selalu ingin menggilas. Mulut harus dibungkam.
Perasaan harus dibekukan. Pikiran jernih wajib
di tenggelamkan. Nurani tidak boleh diberi tempat. Kita hidup di alam yang serba awas, penuh selidik, dan kecurigaan.
Dunia kini telah banyak berubah. Cara berpikir dan bertindakpun ikut berubah. HAM tidak lagi menjadi katakatayang menunjuk ke bayangbayang
belaka. HAM bukan lagi angin yang hanya bisa dirasa. Bukan lagi agenda percakapan orang-orang
yang berumah di atas angin.
Perubahan global dan struktural yang mempengaruhi HAM inilah yang ditelisik Hamid Awaludin. Tujuannya satu: memberi pemahaman tentang gelindingan bola salju bernama HAM, yang selain kian membesar juga tak terelakkan.
Sayang, dunia Barat, yang selalu mengklaim diri sebagai kampiun HAM, selalu bersikap munafik. HAM hanya dianggap baik dan perlu sejauh kepentingan nasional mereka terpenuhi.