Pencarian

Kata Kunci
GRAMEDIA
Bahasa
Indonesia
Penulis
Tim Tempo
Kategori
Buku
Sejarah

Hasil: 1 - 5 dari 5
GRIDLIST
1.
Soft Cover, Agustus 2013
Stock tidak tersedia
Sesungguhnya dia punya pilihan gampang dan menyenangkan. Dengan gelar Meester in de Rechten dari Universitas Leiden, ia tak kurang suatu apa untuk menjadi kaya raya dan sejahtera. Namun, Yap Thiam Hien memilih jalan lain. Misalnya: Ketika kantor pengacara lain mengenakan tarif Rp40 juta per klien, biaya yang dikutip Yap hanya Rp5-10 juta. Tak jarang ia menggratiskan jasa kepengacaraannya. Pembelaannya memburu kebenaran, bukan sekadar kemenangan. Apalagi hanya merapat kepada siapa yang berani ...
2.
Seri Tempo: Wiji Thukul oleh Tim Tempo
Soft Cover, Juni 2013
Stock tidak tersedia
Lelaki cadel itu tak pernah bisa melafalkan huruf “r” dengan sempurna. Ia “cacat” wicara tapi dianggap berbahaya. Rambutnya lusuh. Pakaiannya kumal. Celananya seperti tak mengenal sabun dan setrika. Ia bukan burung merak yang mempesona. Namun, bila penyair ini membaca puisi di tengah buruh dan mahasiswa, aparat memberinya cap sebagai agitator, penghasut. Selebaran, poster, stensilan, dan buletin propaganda yang ia bikin tersebar luas di kalangan buruh dan ...
3.
No Image Available
Soft Cover, Juni 2013
Stock tidak tersedia
Kartini adalah kontradiksi: ia cerdas sekaligus lemah hati. Ia menyerap ide masyarakat Barat tapi tak takluk pada adat. Ia feminis yang dicurigai. Ia dianggap terkooptasi oleh ide-ide kolonial. Tapi satu yang tak bisa dilupakan: ia inspirasi bagi gerakan nasionalisme di Tanah Air. Kartini menyuarakan perubahan. Ia membawa Perjuangan perempuan pada fase yang baru, tidak Sekadar menuntut pengakuan tapi juga mengklaim Keberadaannya dalam kehidupan bangsa. Hidup Kartini begitu ...
4.
Seri Tempo: Soedirman oleh Tim Tempo
Soft Cover, Desember 2012
Stock tidak tersedia
"""Yang sakit itu Soedirman, tapi Panglima Besar tidak pernahsakit.” Pagi itu, 19 Desember 1948, Panglima Besar bangkit dan memutuskan memimpin pasukan keluar dari Yogyakarta, mengkonsolidasikan tentara,dan mempertahankan Republik dengan bergerilya. Panglima Besar sudah terikat sumpah: haram menyerah bagi tentara. Karena ikrar inilah Soedirman menolak bujukan Sukarno untuk berdiam di Yogyakarta. Dengan separuh paru-paru, ia memimpin gerilya. Selama delapan bulan, dengan ditandu, ia ...
5.
Seri Tempo: Douwes Dekker oleh Tim Tempo
Soft Cover, Desember 2012
Stock tidak tersedia
Di dalam tubuhnya mengalir darah Belanda, Prancis, Jerman, dan Jawa, tapi semangatnya lebih menggelora ketimbang penduduk bumiputra. Pemerintah kolonial Belanda menerakan cap berbahaya.   Ia, Ernest François Eugène Douwes Dekker, bersama Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hadjar Dewantara, adalah "Tiga Serangkai", orang- orang pertama yang mendirikan partai politik di Indonesia: Indische Partij. Sebagai penggerak revolusi, gagasan Ernest melampaui ...