Banyak kisah yang ditampilkan Allah dalam Al-Qur’an. Tentu saja salah satu tujuannya adalah untuk menjadi ibrah atau pelajaran bagi umat belakangan. Orang yang tidak mau mengambil pelajaran dari kisah masa lalu–terlepas kisah itu baik atau buruk–termasuk orang yang tidak menggunakan akalnya.
Begitu pula dengan Rasulullah saw. Beliau suka bercerita tentang kisah umat-umat terdahulu kepada para sahabat, dengan tujuan agar kisah tersebut menjadi pelajaran bagi mereka. Sebagai utusan Allah terakhir yang punya sifat shidiq (selalu benar) dan bergelar Al-Amin (dapat dipercaya), tentu saja beliau tidak pernah berbohong dalam menuturkan sebuah kisah, sekalipun saat bercanda. Beliau selalu mendapat wahyu dari Allah tentang kabar atau kisah umat terdahulu, bahkan beliau mendapat kabar atau kisah umat manusia nanti di akhirat, seperti yang tercantum dalam hadis-hadis qudsi.
Buku “Seribu Jalan Menuju Tuhan” ini memuat kisah-kisah zaman dahulu kala dan akhir zaman, bahkan kisah nanti di akhirat sebagaimana penuturan Baginda Rasulullah saw. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yang ada, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Selamat membaca!
Selling Point:
- Kisah-kisahnya dituturkan langsung oleh Nabi
- Diambil dari referensi yang masyhur
- Diceritakan dengan bahasa yang renyah dan enak dibaca seperti novel
- Pembaca akan mampu membayangkan secara detail dan utuh sosok yang dituturkan dalam sebuah kisah
Profil Penulis:
Fuad Abdurahman, lahir 24 Mei di Cianjur, Jawa Barat. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuhnya yaitu: MI Islamiyyah Sayang Cianjur, MTs. Manarulhuda Karang Tengah Cianjur, PGAN Cianjur, dan IAIN (sekarang UIN) SGD Bandung. Sempat beberapa tahun nyantri di Ponpes Baitul Arqom Ciparay Bandung dan Ponpes Nailul Kirom, Cinunuk Bandung.
Penulis—yang juga kaligrafer—ini pernah mengabdi di beberapa sekolah dan bekerja di Maktabah dan Tidzkar Gallery di Al-Zulfi, Riyadh KSA, dari 2004–2007. Kini, ia aktif sebagai penulis, jurnalis, kaligrafer, dan tour leader umrah. Pada waktu waktu tertentu, ia juga menerima pesanan lukisan dan dekorasi kaligrafi di masjid-masjid.
Tahun 2011, penulis meraih Islamic Book Award lewat bukunya Senyumlah Bunda, sebagai buku Islam Terbaik Kategori Fiksi Anak. Di tahun 2017, ia meraih Islamic Book Award lewat bukunya Keluarga yang Diberkahi sebagai buku Islam Terbaik Kategori Nonfiksi Anak. Sudah lebih dari 35 buku yang ia tulis. Kini, penulis tinggal bersama istri tercinta, Siti Noor Aisah dan kedua putranya, Faiz Zainulfikri Sulthoni dan Muhammad Farhan Rasyidi, di Bandung.