Antara 1050 dan 1250 perang demi perang berkecamuk di Timur Tengah. Periode konflik militer masa itu melahirkan sekelompok petarung terlatih yang dikenal dengan nama faris yang berarti "penunggang kuda". Namun seorang faris bukan sekadar penunggang kuda. Ia piawai dalam berbagai persenjataan masa itu. Sebagian sejarawan menempatkan faris sebagai simbol keunggulan militer Timur Tengah terhadap Eropa pada masa itu. Buku ini memaparkan seluk-beluk faris, mulai persenjataan, ...

Pada 1187 Sultan Shalahuddin al-Ayyubi menggalang balatentara Muslim untuk membebaskan Yerusalem dari pendudukan pasukan Perang Salib. Dalam pertempuran ini, Shalahuddin menang telak di dataran tinggi Hattin. Buku ini membahas taktik perang yang diterapkan kedua belah pihak mulai pertempuran Hattin sampai pengepungan Yerusalem. Medan laga Hattin panas lagi gersang serta kikir sumber air. Berkat penguasaan informasi medan yang jitu dan perencanaan yang tepat, Shalahuddin berhasil mengalahkan ...

Seri Medan Laga setelah Pearl Harbor berlanjut ke peristiwa besar Granada. Pada 1481 Granada merupakan satu-satunya wilayah kekuasaan muslim yang tersisa di Semenanjung Iberia yang dikuasai oleh Spanyol. Muhammad XII ‘Boabdil’ sebagai penguasa terakhir Granada menghadapi pasukan raja Fernando dan Ratu Isabel yang bersenjatakan artileri berat dan tekad baja. Namun dalam beberapa kurun waktu, penguasa Muslim Granada tidak mampu lagi berperang, berkat penerapan taktik adu domba Spanyol. ...

Sepeninggal Nabi Muhammad, umat Islam mulai ber­hadapan dengan negara-negara adidaya Timur Tengah yakni Persia dan Romawi Timur atau Byzantium. Sesudah memantapkan kekuatan di seluruh Arabia, Khalifah Umar bin Khatthab menggerakkan laskar Muslim Arab ke wilayah Suriah yang berisi kota-kota penting seperti Damaskus dan Yerusalem. Para panglima Muslim seperti Khalid bin Walid, Abu Ubaidah, Amr bin al-Ash, dan Dhirar bin al-Azwar memimpin balatentara Muslim menantang pasukan Kaisar ...