Andai jadi astronaut, Cican akan melesat ke luar angkasa. Melihat planet-planet. Hei lihat, tubuh Cican melayang! Tiba-tiba ... pintu pesawat terbuka. Waduh, siapa, ya? ...

Andai jadi dokter, Cican akan membantu orang-orang yang sakit. Menyuntik pasien. Menuliskan resep obat. Hmm, apa lagi, ya?   ...

Hari ini Meera berulang tahun. Ia mengundang Cican, Kebi, Monsta, dan ke pesta ulang tahunnya. Oren datang membawa kado berbentuk kotak. Kebi dan Monsta juga membawa kado berbentuk kotak. Namun, kok Cican belum datang juga, ya? Cican ke mana, ya? ...

Cican asyik bermain bersama teman-teman di taman. Aduh, tiba-tiba perut Cican sakit. Cican harus segera ke toilet. Ups, tenang saja, Cican kan sudah belajar ke toilet sendiri. Teman-teman, apakah kalian juga sudah bisa ke toilet sendiri seperti Cican? Seri Fun Cican Belajar Mengenal Waktu bermanfaat untuk: Melatih kemandirian anak Melatih anak menjaga kebersihan diri Dilengkapi step-step ke toilet sendiri dengan penjelasan yang mudah dipahami Merangsang logika dasar dan kecerdasan emosi ...

Cican dan teman-teman bertualang naik kapal laut. Mereka melihat ikan paus melompat indah. "Waaah, kereeen!" kata mereka. Tiba-tiba .... "HAAATSYI!" Seekor naga besar bersin! Ombak menggulung. Kapal mereka bergoyang. Apakah mereka akan jatuh? ...

Cican tidak sabar ingin sampai di rumah. Ia ingin menunjukkan hasil gambarnya yang bagus pada Bunda Mimi. Tapi, oo ... oo .... Bunda Mimi tidak memperhatikannya, dan justru menghampiri Cini. Uhh ... Cican jadi cemburu. Teman-teman, yuk kita bantu Cican mengatasi rasa cemburu. ...

Pagi ini Cican ragu-ragu masuk ke dalam kelas. Hatinya gelisah, dadanya berdegub kencang. Ada apa dengan Cican, ya? Oh... rupaya, hari ini semua murid akan unjuk kebolehan. Tapi, Cican malu tampil di depan kelas. Teman-teman, yuk bantu Cican mengatasi rasa malunya. ...

Cican, Meera, Kebi, Oren, dan Monsta bermain petak umpet. Monsta menutup mata, dan teman-temannya bersembunyi. Wah, seru sekali. Tapi Kebi takut ketahuan. Diam-diam dia berlari, pindah tempat sembunyi.  Hingga tiba-tiba .... Brukkk! Kebi menabrak Cican. Aduh, Cican jadi marah pada Kebi.  Teman-teman, yuk bantu Cican mengatasi rasa marahnya. ...

Hari ini Cican sedih sekali. Wajahnya lesu dan tidak semangat bermain. Meera, Kebi, Oren, dan Monsta menghampirinya. “Ada apa, Cican?”  Teman-teman, kita hibur Cican supaya tidak sedih lagi, yuk. ...

Cican, Cini, dan Bunda Mimi berbelanja ke swalayan. Cican mendapat tugas mencari tomat di rak sayur. “Oke, meluncuuur!” Cican segera berlari cepat. Ups, karena kurang berhati-hati, Cican menabrak rak hingga semua isinya jatuh berantakan. Yuk, katakan kepada Cican, “Pelan-pelan, Cican.” ...

Cican dan teman-teman sedang makan bersama di sekolah. Ada ayam goreng, sup lezat, kue gula-gula, dan jus buah segar. Enak sekali, ya. Mereka makan bersama dengan hati bahagia. Tiba-tiba, “Uhuk-uhuk!” Monsta tersedak. Aduh, kenapa Monsta bisa tersedak, ya? ...

SINOPSIS Kreatif itu berbeda. Kreatif itu membalikkan cara pandang. Kreatif itu butuh niat kuat. Ketika kita kecil, dunia adalah tempat bermain yang sangat luas. Segala sesuatu yang kita inginkan, dengan mudah terealisasi karena kita punya senjata yang sangat ampuh: imajinasi.   Setelah beranjak dewasa, semakin banyak peraturan yang mengekang imajinasi kita. Dan rasa takut malah mengalahkan ide-ide yang berdesakan keluar. Tapi kita sesungguhnya masih punya satu lagi senjata ...

Waktu makan siang telah tiba. Bunda Mimi telah menyiapkan makan siang untuk Cican. Tetapi, Cican masih asyik bermain. “Lima menit lagi, aku belum lapar,” kata Cican. Waktu terus berlalu, dan Cican tetap berkata, “Lima menit lagi, aku belum lapar.” Ayo teman-teman, kita ajak Cican untuk makan dulu. ...

Cican sedang asyik bermain sepeda. Ia membayangkan bersepeda di atas pelangi. Wah, seru sekali! Tetapi, hari sudah semakin sore. “Waktunya mandi, Cican,” ujar Ayah Didi. Cican terus berkata, “Aku masih ingin bermain.” Ayo teman-teman, kita ajak Cican untuk mandi dulu. ...

Hari sudah malam. Waktunya Cican untuk tidur. Malam ini, mata Cican sulit terpejam. Ayah Didi pun membacakan dongeng untuk Cican. Tetapi, Cican masih belum bisa tidur juga. Cican terus berkata, “Aku belum mengantuk.” Ayo teman-teman, kita ajak Cican untuk tidur.   ...