Penulis
Emha Ainun Nadjib

Format
Soft Cover (71)

Bahasa
Indonesia (71)

Hasil: 41 - 60 dari 71
GRIDLIST
41.
Spiritual Journey oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Juni 2016
Stock tidak tersedia
42.
Kiai Bejo, Kiai Untung, Kiai Hoki oleh Emha Ainun Nadjib
Apa yang ingin disampaikan Cak Nun melalui bukunya ini? Sebagai budayawan sekaligus pekerja sosial, Cak Nun ingin memberikan kado cinta kepada sesama manusia, sesama hamba Allah, dan sesama Bangsa Indonesia. Kado cinta akan menghapuskan nuansa kebencian, menyingkirkan prasangka dan fitnah. Dengan kado cinta memberikan pencerahan, silaturahmi, kemesraan budaya, empati masyarakat, peneguhan nasionalisme. ...
43.
Indonesia Bagian Dari Desa Saya oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Juni 2016
Stock tidak tersedia
Ternyata sejak tahun 1970-an Emha Ainun Nadjib sudah memiliki pemikiran yang jauh ke depan mengenai bangsa kita. Emha sangat bersedih bahwa "zaman edan" tiga dekada lalu sudah membuat kepala pusing, tetapi sekarang ini "zaman edan" malah membuat kepala kita pecah! Keprihatinan dan konsistensi pemikiran Emha terhadap masalah sosial budaya bangsa ini membuat kita lebih sensitif. Lebih peduli pada persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat sehari-hari. Pemikiran reflektif Emha ...
44.
Jejak Tinju Pak Kiai oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Juni 2016
Stock tidak tersedia
Apa yang menjadi sorotan Emha Ainun Nadjib melalui bukunya ini? Emha menuliskan kegelisahannya soal reog, batik, lagu Rasa Sayange yang diakui sebagai kebudayaan Malaysia. Bagaimana kita menyikapi hal ini? Tidak hanya itu saja--Emha yang sangat peduli dengan rakyat kecil gelisah dengan musibah Pasar Turi di Surabaya, gelisah dengan nasib TKI di Malaysia, gelisah dengan masalah lumpur Lapindo yang tak kunjung usai. Bahkan kegelisahannya bertambah soal Pilkada yang cenderung kisruh di berbagai ...
45.
Demokrasi La Roiba Fif oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Juni 2016
Stock tidak tersedia
46.
Tuhan Pun Berpuasa (Cover Baru) oleh Emha Ainun Nadjib
Allah begitu sabar terhadap manusia, cinta dan romantisme-Nya tidak berdasarkan kekuasaan belaka. Allah pun mempunyai rasa "memiliki" terhadap manusia. Dengan setia Allah tetap menerbitkan matahari tanpa peduli apakah manusia mensyukuri atau tidak. Allah tetapi memancarkan cahaya matahari tanpa memperhitungkan berbagi pengkhianatan manusia terhadap-Nya. Allah "Berpuasa" menahan diri dari murka-Nya terhadap manusia. Puasa adalah "milik khusus" di haribaan-Nya. ...
47.
Saat-Saat Terakhir Bersama Soeharto
2,5 Jam di Istana
oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Mei 2016
Stock tidak tersedia
Di manakah letak kita, para rakyat kecil yang tak berdaya ini? Di koran, di televisi, mereka semua berbicara dengan gagah dan patriotik. Namun, fokus pembicaraan mereka kebanyakan tentang tema-tema “pembagian kekuasaan” atau “perebutan kekuasaan”. Hampir tak ada yang kita rasakan hatinya mencintai kita, yang memfokuskan perhatiannya pada apakah kita akan kelaparan atau tidak. *** Mei 1998 merupakan tonggak penting bagi perubahan nasib bangsa Indonesia. ...
48.
Titik Nadir Demokrasi oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, April 2016
Stock tidak tersedia
Tanpa disadari, korupsi menjadi salah satu “sahabat” sehari-hari kita. Korupsi tak terasa korupsi karena milik bersama, dilakukan bersama, ditutupi dengan alibi-alibi bersama, ditaburi harum wewangian retorika dari berbagai sudut, sisi, dan disiplin. Korupsi menjadi kecenderungan sehari-hari. Menjadi “naluri alamiah” tradisi kebudayaan kita. Menjadi makanan pokok sehari-hari. Menjadi candu yang membuat orang merasa rugi kalau tak melakukannya.   Inilah ...
49.
SERIBU MASJID SATU JUMLAHNYA-NEW oleh EMHA AINUN NADJIB
Soft Cover, 2016
Stock tidak tersedia
Bahkan seribu masjid, sejuta masjid Niscaya hanya satu belaka jumlahnya Sebab tujuh samudera gerakan sejarah Bergetar dalam satu ukhuwwah Islamiyyah   Dalam buku ini, pembaca akan mendapati ungkapan cinta seorang manusia kepada sesamanya dan Penciptanya. Meskipun tetap dengan nada yang kadang menusuk tajam—karena sarat kritik atas kehidupan sosial kita yang pincang—kelima puluh proisi yang tampil di sini mencuatkan kepekaan dan kedalaman pemikiran seorang seniman dalam ...
50.
BH (cover Baru) oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Desember 2015
Stock tidak tersedia
51.
Orang Maiyah oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, November 2015
Stock tidak tersedia
Orang Maiyah adalah orang yang membaca dirinya berulang-ulang, ribuan kali. Di dalam Maiyah tak ada guru dan murid. Semua orang adalah murid, sang penghendak ilmu. Hidup orang Maiyah tidak tergantung kekayaan dan atau kemiskinan, tetapi tergantung pada proses pembelajaran menggunakan akal dan nuraninya untuk menyutradarai hidup menuju yang pantas dituju. *** Orang Maiyah menunjukkan kepada kita bahwa Cak Nun bukanlah satu-satunya tokoh kunci. Cak Nun bukanlah orang suci yang berusaha ...
52.
Istriku Seribu oleh Emha Ainun Nadjib
Penduduk negeriku malas belajar sejarah, ogah berpikir, tidak pernah merasa penting untuk mempelajari suatu persoalan melalui pertimbangan pemikiran yang saksama. Kalau ada buah busuk, mereka beramai-ramai sibuk mengutuknya, membuangnya, menghina buah itu, tanpa sedikit pun ingat pada pohonnya apalagi akarnya, terlebih lagi tanahnya-jangankan lagi pencipta tanah itu. *** Istriku Seribu merupakan esai yang ditulis Cak Nun dalam meletakkan isu poligami pada konteks kehidupan bermasyarakat. ...
53.
Surat kepada Kanjeng Nabi oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Juli 2015
Stock tidak tersedia

...
54.
99 untuk Tuhanku oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Juli 2015
Stock tidak tersedia
Tuhanku Kususun 99-ku agar sampai pada 0 dan kulahirkan kembali 1-ku sampai 99-ku yang baru. Tuhanku Kususun 99 napasku untuk meniru-Mu mendekati watak-Mu dan menjadi hati-Mu. Ini ^hanya^ suatu sembahyang, tak lebih dan tak kurang. Sepenuh-penuhnya kutumpahkan kepada Allah Swt., langsung kepada-Nya maupun melewati engkau dan semua saudara kiita. Suatu sembahyang sederhana; usaha untuk merebut diriku sendiri dari tengah cengkeraman kehidupan, kebudayaan, peradaban, politik, ekonomi, persaingan ...
55.
Markesot Bertutur Lagi (Republish) oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Juni 2015
Stock tidak tersedia

...
56.
Markesot Bertutur (Republish) oleh Emha Ainun Nadjib
Markesot adalah sosok lugu nan cerdas, mbeling, terkadang misterius. Dalam kesehariannya dengan sahabat-sahabatnya, Markembloh, Markasan, Markemon, dan lain-lain yang tergabung dalam Konsorsium Para Mbambung (KPMb), Markesot memperbincangkan seabrek problem masyarakat kita. Dari konflik politik internasional sampai soal celana. Dari tasawuf hingga filosofi urap. Dalam gaya bertutur khas Jawa Timuran yang penuh canda dan sindiran, Markesot mengajak kita meneropong kehidupan secara arif dan ...
57.
Slilit Sang Kiai (Republish) oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Juni 2015
Stock tidak tersedia
Ide-ide dan sepak terjangnya sering bernada kritis dan mengejutkan. Minatnya luas, mencakup berbagai masalah hangat di bidang sosial, budaya, dan politik. Buku ini jelas memperlihatkan sosok penulisnya, Emha Ainun Nadjib, sebagai cendekiawan yang kritis sekaligus penyair yang kerap lebih suka menafikan aturan-aturan konvensional. Di dalamnya, Emha menuangkan segenap gagasan dan uneg-uneg-nya tentang "persoalan-persoalan darurat bagi bangsa yang berduka". ...
58.
Gelandangan Di Kampung Sendiri oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, April 2015
Stock tidak tersedia
Rasa-rasanya, para pejabat sering salah sangka terhadap rakyat dan dirinya sendiri. Mereka menyangka bahwa mereka adalah atasan rakyat, sementara rakyat mereka kira bawahan. Mereka merasa tinggi dan rakyat itu rendah. Maka, mereka merasa sah dan tidak berdosa kalau memaksakan kehendak mereka atas rakyat. Mereka membuat peraturan untuk mengatur rakyat karena merasa merekalah yang berhak membuat peraturan. Rakyat hanya punya kewajiban untuk menaatinya. Inilah tatanan dunia yang dibolak-balik. ...
59.
Sedang Tuhan Pun Cemburu oleh Emha Ainun Nadjib (1)
Salah satu bakat paling besar dalam diri manusia memang menjadi binatang: makhluk tingkat ketiga sesudah benda dan tetumbuhan. Binatang plus akal adalah kita. Binatang plus akal plus tataran-tataran lain dari spiritualisme adalah kesempurnaan yang seyogyanya diperjuangkan oleh manusia. Akan tetapi, binatang nampaknya lebih beruntung dibanding manusia. Dunia dan nilai mereka sudah niscaya dari awal sampai akhir. Sedang dunia manusia, suka menjebak diri dengan kebebasan yang dimilikinya atau yang ...
60.
Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Maret 2015
Stock tidak tersedia
Dulu di sebuah pesantren, ada dua orang kiai yang berdebat tentang hukum kesenian. Salah seorang dari mereka bersikeras bahwa kesenian itu syirik, bahkan haram. Kami para santri menyaksikan perdebatan itu dengan hati berdebar. Dari kejauhan, terdengar suara musik dari loudspeaker. Kiai yang saya kisahkan itu mulai meledak-ledak dan menyebut seni itu haram, tetapi kedua kakinya bergerak-gerak mengikuti irama musik dari kejauhan. Kami, para santri, melihat bahwa kaki beliau itu bukan bergerak ...