Penulis
Emha Ainun Nadjib
Kategori
Buku
Politik & Hukum

Format
Soft Cover (4)

Bahasa
Indonesia (4)

Hasil: 1 - 4 dari 4
GRIDLIST
1.
Slilit sang Kiai oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Januari 2014
Stock tidak tersedia
Ide-ide dan sepak terjangnya sering bernada kritis dan mengejutkan. Minatnya luas, mencakup berbagai masalah hangat di bidang sosial, budaya, dan politik. Buku ini jelas memperlihatkan sosok penulisnya, Emha Ainun Nadjib, sebagai cendekiawan yang kritis sekaligus penyair yang kerap lebih suka menafikan aturan-aturan konvensional. Di dalamnya, Emha menuangkan segenap gagasan dan uneg-uneg-nya tentang "persoalan-persoalan darurat bagi bangsa yang berduka". ...
2.
Slilit Sang Kiai (Republish) oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Juni 2015
Stock tidak tersedia
Ide-ide dan sepak terjangnya sering bernada kritis dan mengejutkan. Minatnya luas, mencakup berbagai masalah hangat di bidang sosial, budaya, dan politik. Buku ini jelas memperlihatkan sosok penulisnya, Emha Ainun Nadjib, sebagai cendekiawan yang kritis sekaligus penyair yang kerap lebih suka menafikan aturan-aturan konvensional. Di dalamnya, Emha menuangkan segenap gagasan dan uneg-uneg-nya tentang "persoalan-persoalan darurat bagi bangsa yang berduka". ...
3.
Gelandangan Di Kampung Sendiri oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, April 2015
Stock tidak tersedia
Rasa-rasanya, para pejabat sering salah sangka terhadap rakyat dan dirinya sendiri. Mereka menyangka bahwa mereka adalah atasan rakyat, sementara rakyat mereka kira bawahan. Mereka merasa tinggi dan rakyat itu rendah. Maka, mereka merasa sah dan tidak berdosa kalau memaksakan kehendak mereka atas rakyat. Mereka membuat peraturan untuk mengatur rakyat karena merasa merekalah yang berhak membuat peraturan. Rakyat hanya punya kewajiban untuk menaatinya. Inilah tatanan dunia yang dibolak-balik. ...
4.
Demokrasi La Roiba Fih
Renungan Emha Ainun Nadjib
oleh Emha Ainun Nadjib
Soft Cover, Juli 2009
Stock tidak tersedia
"Demokrasi itu harga mati. Demokrasi itu kebenaran sejati. Demokrasi itu la roiba fi h, tak ada keraguan padanya." Dengan pandangan yang jernih, Cak Nun mengulas masalah demokrasi dinegeri kita. Demokrasi itu bak ”perawan”, yang merdeka dan memerdekakan. Watak utama demokrasi adalah ”mempersilakan”. Tidak punya konsep menolak, menyingkirkan, atau membuang. Semua makhluk penghuni kehidupan berhak hidup bersama ”si perawan” yang bernama demokrasi, bahkan berhak memperkosanya: yang melarang ...