Glenn, sang kekasih, menolak mengawini Sadira, meski telah menghamili. Ibunya menjodohkan dia dengan pria lain yang tak dicintainya. Tepat di hari pernikahannya, Sadira nekat kabur bersama Feran, sopir limusin pengantinnya yang mengubah hidup Sadira. Perhatian dan ketulusan pria itu membuat Sadira sanggup menjadi ibu tunggal membesarkan Rava.
Lalu Glenn muncul lagi, menghadirkan nostalgia cinta mereka, meminta Sadira kembali padanya. Sadira terombang-ambing. Siapa yang harus dipilihnya? Betulkah cinta tak pernah tergantikan? Sekalipun telah menorehkan luka dan dendam?
Andrei Aksana pertama kali memulai debutnya sebagai penulis novel di tahun 1992, dengan meluncurkan Mengukir Mimpi Terlalu Pagi. Ia adalah cucu pujangga Sanoesi Pane dan Armijn Pane, dan merupakan anak kedua novelis Nina Pane dan Jopie Boediarto. Kakek buyutnya adalah Sultan Pangurabaan Pane, pendiri surat kabar Surya di Tapanuli, penulis roman Tolbok Haleon, dan pengelola kelompok musik tradisional uning-ungingan. Ketika dianggap jadi penulis hanya bermodalkan faktor keturunan, ia berkomentar, "Buat saya, bakat hanya 1%, selebihnya adalah kerja keras dan keringat." Lelaki kelahiran 19 Januari ini memang lekat dengan dunia seni sejak kanak-kanak. Puisi pertamnya dimuat di majalah Zaman, sedangkan cerpen pertamanya dimuat di majalah Kawanku. Selain itu ia selalu menyabet penghargaan untul lomba baca puisi dan lomba menyanyi. Setelah menerbitkan novel perdananya pria lajang ini absen cukup lama karena serius menekuni kuliah-kuliah di Universitas Udaya, hingga lulus menjadi Sarjana Seni, Desain Grafis. Come backnya ditandai dengan noverl berjudul Abadilah Cinta, yang menjadi fenomena sejarah pembukuan di Indonesia. Novel pertama di dunia yang memiliki soundtrack, dan berhasil dicetak ulang dalam waktu 5 hari! dan sang penulis sendiri yang menyanyikannya. Kesuksesan ini langsung disusul dengan novel berikutnya Cinta Penuh Air Mata yang mengusung konsep karya multidimensi Novel Soundtrack Video klip. Novel ...