Kebiasaan melakukan doa arwah selama 7 hari berturut-turut sejak kematian sungguh baik, walaupun Gereja tidak pernah membatasi waktu kapan mendoakan arwah. Doa bersama, selain menunjukkan kesetiakawanan terhadap keluarga yang berduka, juga sebagai pelipur lara; bagi umat lainnya, dapat sebagai sarana memupuk persaudaraan umat, lebih-lebih dalam menguatkan iman masing-masing. Buku ini dipersiapkan untuk membantu pemandu doa arwah sebagai variasi doa, agar suasana doa tidak monoton dan membosankan. Susunan doa, bacaan Kitab Suci, lebih-lebih renungan atau gagasan homili di dalamnya dapat diolah kembali sesuai kebijaksanaan pemandu doa. Tersedia juga dalam edisi berbahasa Jawa.