"Hidup itu sia-sia. Segala sesuatu adalah kesia-siaan karena apa pun yang Anda lakukan, dan seberapa pun Anda sukses, cerdas, baik hati, dan bijak, semuanya akan berakhir ketika kematian menjemput".
Lalu, apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita patah arang dengan kehidupan ini, atau lari darinya, atau menjadi sama sekali pahit? Sebagai orang Kristen, kita rindu pada makna kehidupan dan kematian. Untuk itu, dengan rendah hati kita dapat belajar dari buku kecil ini.
Mendasarkan uraiannya pada ketajaman dan kelugasan pikir serta kedalaman perenungabn kitab Pengkhotbah, buku ini :
- Mengupas kefanaan hidup manusia
- Tanpa menafikan segala keberhasilan yang sudah dicapai manusia, tetapi juga terjebak di dalam pengagungan atasnya, mengkritisi setiap pandangan modern yang mencoba meniadakan hubungan dengan Allah
- Membuka harapan akan makna kehidupan yang hanya bisa ditemukan di dalam relasi dengan Allah
Siapapun Anda, entah teolog, pendeta, jemaat biasa, atau siap pun yang secara serius memikirkan hidup atau merasa ada yang kurang di dalamnya, buku ini sebaiknya jangan Anda lewatkan. Anda pasti akan bersyukur karena memiliki Allah yang hidup, bukan allah yang mati.